Part 2: Berita hidupnya kembali Su Qiang telah mengejutkan semua orang di dalam kediaman perdana menteri

1076 Kata
Setelah sampai di depan pintu kediaman utama milik perdana menteri. Si pelayan wanita pun segera berlari masuk dengan wajah yang sangat panik dan saat dia datang. Perdana menteri sedang menikmati teh bersama istri pertamanya yang tidak lain adalah ibu tirinya Su Qiang. Saat keduanya sedang santai bersama, mereka merasa sangat terkejut ketika mendengar suara pelayan yang datang menghadap kepadanya. "Selamat sore Tuan besar dan nyonya besar. Hamba ... Hamba menghadap kepada Tuan besar dan nyonya besar," ucap pelayan wanita yang segera berlutut tepat dihadapan keduanya. Mendengar itu. Nyonya besar kediaman perdana menteri yang bernama nyonya Meng Zhu. Langsung meletakkan cangkir teh yang ada ditangannya, karena panik melihat pelayan putri kesayangannya datang menemuinya dengan ekspresi paniknya itu. "Ada apa? Kenapa kamu terlihat sangat panik sekali? Apakah ada sesuatu yang terjadi dengan nona kedua kamu?" Tanya Meng Zhu kepada si pelayan. Pelayan wanita itu langsung menggelengkan kepalanya. "Tidak Nyonya besar! Ini tidak ada hubungannya dengan nona kedua dan ... Nona kedua sangat baik-baik saja. Tapi ini ... Ini menyangkut nona pertama, dia ...." Belum selesai pelayan wanita itu bicara, Meng Zhu langsung menghela napas lega dan terlihat tidak peduli saat mendengar nama Su Qiang yang disebutkan. "Oh! Syukurlah kalau nona kedua baik-baik saja. Tapi ... Jika kamu membahas tentang nona pertama. Sepertinya sudah tidak ada yang harus kamu katakan. Karena dia juga sudah meninggal, jadi tidak perlu lagi membahas tentang dia di kediaman ini. Juga ...." Meng Zhu kembali mengambil cangkir teh nya dan dia segera menyesap teh itu dengan rasa penuh kegembiraan. "Juga ... Jangan lagi kalian membahas atau menyebut nama dia di dalam kediaman ini. Terutama di depan Tuan besar. Karena ... Bagi kediaman ini, dia hanyalah aib yang bisa merusak nama baik kediaman ini," ucapnya setelah menghabiskan setengah cangkir teh di tangannya saat ini. Mendengar itu, pelayan wanita itu segera terdiam dan dia bingung harus mengatakan apa. Karena dia takut, mendapatkan hukuman dari nyonya besarnya itu. Sedangkan tuan besar yang tidak lain tuan perdana menteri Su Xiang, dia masih diam dan masih menyesap teh ditangannya dengan tatapan yang sulit difahami. Membuat pelayan wanita itu semakin takut kepadanya. "Emmm ... Baiklah nyonya besar, kalau begitu hamba tidak akan membicarakan lagi tentang nona pertama dan kalau begitu hamba ingin mengundurkan diri sekarang juga," ucap pelayan wanita itu yang langsung berjalan mundur sambil menundukkan kepalanya dan Meng Zhu hanya tersenyum tipis, karena dia tahu jika suaminya sudah sangat membenci putri yang sudah menjadi penghalang baginya dan juga putrinya untuk mendapatkan segalanya di kediaman perdana menteri, serta merebut posisi putri pertama agar putrinya bisa menikahi pangeran kedua untuk mempertinggi posisinya sebagai ibu mertua dari calon pewaris tahta kerajaan. Karena, menurut rumor yang beredar, jika pangeran pertama yang sering sakit-sakitan dan tidak berguna selain kecerdasan dari otaknya. Pangeran kedua lah yang layak mendapatkan gelar putra mahkota masa depan dan hanya dia yang layak untuk menjadi penerus raja selanjutnya. Mengetahui itu semua. Meng Zhu beserta putrinya yaitu nona kedua yang bernama Su Mei, berusaha mati-matian untuk memanjat ke tangga sosial yang lebih tinggi agar menghapus gelar dirinya sebagai selir perdana menteri, walaupun sekarang dia sudah menjadi nyonya besar di kediaman itu. Tapi, statusnya masih bernama selir belum diganti menjadi istri sah seperti mendiang ibu kandungnya Su Qiang. Sehingga membuat Meng Zhu memiliki ambisi sangat besar demi menghapus status nya itu. Sementara itu. Tuan perdana menteri Su Xiang, dia menatap pelayan wanita yang perlahan pergi tanpa melanjutkan laporannya tentang putri pertamanya yang sudah meninggal itu. Sehingga, muncullah rasa penasaran dari dalam hatinya tentang putrinya yang mungkin untuk terakhir kalinya. Sehingga, saat itu juga. Su Xiang pun segera menatap ke arah pelayan itu dan membuka mulutnya untuk bertanya. "Tunggu! Kenapa kamu pergi begitu saja?" Ucapnya yang membuat pelayan itu langsung menghentikan langkahnya. "Ma ... Maafkan hamba Tuan besar. Hamba ... Hamba pergi karena hamba merasa tidak ada yang perlu hamba sampaikan di sini," jawabnya yang tidak berani menatap wajah dingin dari Su Xiang. Su Xiang pun menghela napas panjang dan dia pun menatap tajam pelayan wanita itu. "Apakah saya sudah menyuruh kamu untuk pergi tadi? Dan ... Bukannya kamu tadi ingin menyampaikan sesuatu tentang nona pertama? Cepat katakan sekarang juga!" Pintanya dengan tegas. Membuat Meng Zhu langsung terkejut saat itu juga. "Tuan! Apa yang anda katakan? Mengapa anda ...." Belum selesai Meng Zhu bicara, Su Xiang pun menatapnya. "Diam! Saya sedang tidak bicara dengan kamu," ucapnya yang kembali menatap ke arah pelayan wanita itu. Seketika, Meng Zhu tidak bisa bicara apapun lagi, karena dia tidak berani memancing amarah dari suaminya itu dan dia pun hanya bisa menaruh amarah yang tidak bisa dia luapkan hanya ada di dalam hatinya saja. "Sial! Dia berani membentak aku di depan pelayan rendahan ini!" Gerutu Meng Zhu sambil menggertakan giginya. Sedangkan Su Xiang, dia kembali menatap ke arah pelayan itu dan bertanya lagi kepadanya. "Cepat katakan! Ada apa dengan nona pertama? Apakah ada kendala di proses pemakaman dia atau ... Ada hal lainnya?" Tanya Su Xiang. Pelayan wanita itu segera menggelengkan kepalanya. "Tidak ada Tuan besar. Hanya saja ... Nona pertama beliau ... Beliau tadi ... Tadi saya mendengar dari keempat pelayan pria yang ingin membawa peti jenazahnya berlari keluar dan enggan kembali untuk mengurusinya. Karena ... Karena mereka melihat kalau ada hantu nona yang bergentayangan dan mereka takut, kalau nona pertama akan menjadi arwah yang penasaran dan mengganggu semua orang di dalam kediaman ini. Jadi hamba ... Hamba ...." Belum selesai dia bicara. Si Xiang langsung berdiri saat itu juga. "Tidak mungkin! Dia tidak mungkin menjadi hantu apalagi ada hantu di siang bolong seperti ini! Ini pasti hanya cerita bohong dari mereka semua!" Teriak si Xiang dengan penuh amarah dan Meng Zhu juga merasa takut saat mendengarnya. "Ini! Kamu jangan bicara sembarangan! Kamu pasti sedang berbohong kan? Ya kan?" Ucap meng Zhu untuk meredakan amarah suaminya. Pelayan itu menggelengkan kepalanya. "Hamba ... Hamba juga tidak tahu! Hamba hanya mendengar dari cerita empat pria itu dan hamba ke sini hanya menyampaikan apa yang mereka katakan. Jadi tolong ... tolong nyonya jangan salahkan hamba. Hamba mohon nyonya!" Ucap pelayan wanita itu dan dia kembali bersujud di depan keduanya. Membuat Meng Zhu tidak bisa berkata-kata lagi. "Ini!" Meng Zhu menatap ke arah Su Xiang yang terlihat dilema dan Meng Zhu hendak bertanya kepadanya. Tapi, Su Xiang langsung membuka mulutnya. "Ayo kita lihat! Apakah benar yang dikatakan oleh orang-orang itu!" Ucap Su Xiang yang kemudian berjalan melewati pelayan itu dan Meng Zhu hanya bisa mengikutinya dari belakang, karena dia juga merasa sangat penasaran dengan apa yang dikatakan oleh pelayan wanita itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN