"Hahahahaha ....." Tawa keras dari Su Qiang dan Hua bergema di dalam kuil yang sepi itu. Tatkala keduanya melihat beberapa pria itu pergi dengan berlari terbirit-b***t karena ketakutan dan itu terlihat sangat lucu.
Membuat Su Qiang dan Hua tidak bisa menahan tawa dari bibir mereka berdua.
"Hahahaha ... Nona mereka benar-benar sangat lucu! Mereka pikir Nona adalah hantu. Ah ... Bukan! Tapi mereka mengatakan jika nona adalah arwah penasaran. Hahahahaha ... Pasti sekarang mereka tidak berani datang untuk kembali lagi kemari," ucap Hua sambil menaruh kedua tangannya di pinggang dan dia merasa sangat puas melihat orang-orang yang sempat mengatai majikannya adalah gadis pembawa sial.
Sedangkan Su Qiang dia hanya terus tertawa dan menunggu kejadian selanjutnya yang akan terjadi, karena setelah ini akan ada hal yang lebih menghebohkan dari kejadian yang baru saja terjadi di depan matanya.
****
Sementara itu.
Di tempat lain.
Para pria yang hendak mengangkat peti mati Su Qiang yang sudah berhasil berlari kencang meninggalkan kuil itu.
Mereka pun akhirnya menghentikan langkahnya, karena merasa sangat lelah.
"Hah! Hah! Hah! Hantu ... Hantu itu! Hantu itu tidak mengejar kita lagi kan?" Ucap salah satu dari kelompok pria itu.
"Tidak! Dia tidak mungkin bisa mengejar kita, terlebih ini ... Ini kan masih terang. Ya walaupun sudah masuk waktu sore hari. Tapi hantu tidak akan berani keluar jika ada sinar matahari kan?" Ucap rekannya yang lain, sambil melihat ke arah belakang punggungnya.
"Benar! Apa yang dia katakan itu benar sekali! Hantu atau iblis tidak akan berani keluar di saat hari masih terang seperti ini, apalagi mereka sangat takut dengan panas matahari. Jadi ... Tidak akan mungkin hantu itu mau mengejar kita," timpal rekannya yang lainnya.
Sehingga semuanya akhirnya bisa menghela napas lega.
"Hah! Syukurlah kalau begitu," ucap orang yang pertama berkata dari kelompok itu.
Namun.
Saat mereka sedang sibuk berbincang dan menstabilkan napas mereka yang masih terasa sesak karena kelelahan setelah berlari cukup jauh.
Tiba-tiba saja.
Seorang pelayan wanita melewati mereka dan pelayan wanita itu langsung terkejut melihat sekelompok pria yang seharusnya mengangkat peti jenazah milik Su Qiang dan seharusnya saat ini, Su Qiang sudah diantar menuju tempat peristirahatan terakhir.
Sehingga pelayan wanita itu pun segera bertanya kepada mereka.
"Kalian! Kenapa kalian masih berada di sini? Bukankah kalian seharusnya mengantar peti jenazah nona pertama ke pemakaman?" Tanyanya sambil menatap heran para pria itu.
Saat mendengar suara pelayan itu, para pria itu langsung terkejut dan mengira jika pelayan wanita itu adalah hantu Su Qiang. Sehingga mereka pun langsung berteriak saat itu juga.
"Ahhhh! Han ... Hantu! Hantu! Ada hantu!" Teriak mereka secara bersamaan dan bersiap untuk berlari kembali.
Namun, pelayan wanita itu langsung berteriak untuk memanggil para pria itu.
"Hei! Hei tunggu sebentar! Hantu apanya? Aku ini bukan hantu tapi aku ini pelayan dari nona kedua!" Ucapnya yang membuat para pria itu langsung berhenti berteriak dan secara bersamaan melihat ke arah pelayan wanita itu.
Saat melihat sosok pelayan wanita itu.
Para pria itu pun menghela napas lega sambil mengusap lembut dadanya.
"Huh! Syukurlah kami pikir kamu adalah hantu nona pertama yang ... Tadi mengejar kami," ucap salah satu pria dari kelompok itu.
Mendengar itu, pelayan wanita langsung terkejut.
"Ha ... Hantu? Bagaimana bisa ada hantu di siang bolong seperti ini? Dan ... Dan tidak mungkin kan kalau nona pertama menjadi hantu?" Ucapnya sambil bergidik sendiri.
"Benar! Kami berempat melihat dengan mata kepala sendiri. Kalau nona pertama berdiri dengan tegak dan bahkan dia bisa berjalan ke arah kami. Seolah-olah dia ... dia hidup kembali! Tapi kami yakin jika nona pertama tidak mungkin hidup kembali. Itu pasti ... Itu pasti ... Itu pasti hantunya! Ya kan teman-teman?" Ucapnya yang langsung menatap kepada rekan yang lainnya.
"Benar! Itu benar sekali! Kamu melihatnya dan ... dan nona pertama terlihat sangat cantik. Dia tidak terlihat seperti orang mati. Tapi kami yakin jika dia ... dia pasti hantu yang dirasuki oleh roh jahat! Ya pasti itu!" Ucapnya yang kemudian bergidik sendiri.
Membuat pelayan wanita itu juga semakin ketakutan.
"Benarkah itu? Kalian ... Kalian sedang tidak berbohong padaku kan?" Tanya pelayan wanita itu yang berusaha tidak mempercayai ucapan keempat pria itu.
"Kami tidak mungkin berbohong. Kalau tidak percaya, kamu ... Kamu lihat saja di kuil itu. Kamu pasti akan melihat hantu nona pertama di sana dan kami ... dan kami tidak mau kembali ke sana lagi! Kami mau pergi saja!" Ucap keempat pria itu yang secepatnya berlari pergi meninggalkan pelayan wanita itu.
"Eh! Tunggu sebentar! Kalian ... Kalian mau pergi ke mana?" Panggil pelayan itu yang tidak bisa mencegah keempat pria yang sudah lagi sangat jauh meninggalkan dirinya sendirian di tempat itu.
"Ini! Bagaimana ini? Apakah aku harus ... Ah! Aku harus memberitahu nyonya besar dan juga tuan besar. Juga ... Nona kedua, dia juga harus mengetahuinya agar nona kedua bisa memberitahukan berita ini ke pangeran kedua juga," ucapnya yang tiba-tiba bingung sendiri.
"Tapi siapa dulu yang harus aku beritahu? Nyonya besar? Tuan besar? Atau nona? Aku ... Aku harus memberitahu siapa dulu?" Ucap pelayan itu yang tiba-tiba sedang dalam dilema.
Dia pun berpikir sejenak dan mencari keputusan yang terbaik untuk menangani kebimbangan yang sedang melanda pikirannya.
Hingga, pada akhirnya setelah berpikir cukup lama. Dia pun mengambil keputusan yang paling terbaik menurut dirinya.
"Baiklah! Sepertinya aku harus memberitahu Tuan besar dan nyonya beda lebih dahulu, lalu setelah itu. Baru nona. Ya ... Begitu saja deh!" Ucapnya yang kemudian bergegas pergi meninggalkan tempat itu dan berlari menuju kediaman utama milik perdana menteri dan juga istrinya yang kini menjadi nyonya besar di dalam kediamannya menggantikan posisi mendiang ibu kandung Su Qiang yang telah mati di bunuh olehnya beberapa tahun yang lalu.
Pelayan itu berjalan secara terburu-buru dan dia tidak peduli dengan apapun selain menyampaikan berita yang menakutkan itu kepada tuan perdana menteri dan juga istrinya. Karena, berita ini pasti akan menghebohkan seluruh penghuni kediaman yang tidak mereka sangka sama sekali.
Hingga.
Tidak lama kemudian.
Pelayan itu pun sampai di depan pintu masuk kediaman utama milik tuan perdana menteri dan secepatnya dia pun berlari masuk untuk menyampaikan laporannya agar semua yang dia ketahui segera ditindak lanjuti dan tidak akan menimbulkan kekacauan serta ketakutan untuk semua penghuni dari kediaman perdana menteri dengan isu hantu dari nona pertama yang meninggal di dalam kediaman itu.