"Apa kepala kamu masih sakit?" Aleta menaruh kompres air di dahi Danu dan duduk di sampingnya. Mereka berdua berada di kamar Aleta dengan damai. Pertengkaran hebat dengan sang ayah tidak membuahkan apa pun selain luka tambahan dia tubuh Danu. Hebatnya tenaga sang ayah, dia masih mampu memukul dengan tenaga yang tidak main-main. Jika yang di tangan ayahnya itu tongkat, Danu dipastikan akan lumpuh seumur hidup. "Saya nggak apa-apa," kata Danu. "Saya masih bisa ngadepin perang sama kamu." "Jangan bercanda deh." Aleta mencubit pinggangnya sampai Danu merintih. "Sekarang kamu tau kalau itu rasanya sakit." Bi Ratih kembali dengan baskom air dengan tergesa-gesa. "Non, Non Arumi udah datang." Tepat setelah Bi Ratih mengatakannya, Arumi datang dengan penampilan yang buruk dan segera memeluknya