Dengan susah payahnya Aleta membuat rencana tentang undangan palsu yang disebarkan ke semua kolega Abiyaksa, pada akhirnya itu hampir sia-sia. Kenyataannya Danu dan Aleta tetap nekat berjalan bersama melewati pintu utama, seolah-olah maju ke medan perang, hati mereka mantap. Di dalam hatinya, Aleta merasa bersalah pada Rasyad dan idenya. Terlepas dari itu, tangannya dengan erat menggenggam tangan Danu dan menggiringnya masuk. "Nona!" tegur salah satu penjaga pintu. Di gerbang ada dua orang penjaga, salah satunya ingin menarik Aleta pergi, tapi Danu segera menghalanginya. "Berani kamu sentuh saya?" Aleta menyalak. "Nona, kami nggak berani. Tapi apa maksud Nona bawa lelaki ini ke sini? Tuan bisa marah." Penjaga itu berkata tegas. Aleta tidak menggubris ucapan penjaga itu dan memaksa m