"Kamu mau minta bantuan apa?" Danu mengusap jemari ramping yang ada di genggamannya. Dia dan Aleta duduk di sofa balkon sambil menatap ke langit. "Soal Marwa." "Kamu yakin?" Aleta mengangguk. "Aku masih merasa masalah yang dialamin Marwa itu janggal. Dia butuh keadilan, Dan." Menggeser sedikit tubuhnya, Danu menatap tepat mata Aleta yang cokelat. "So? Apa yang kamu butuhin dari aku?" Mata Aleta menghindari tatapan itu. "Hmm. Aku mau ngecek rekaman kamera CCTV." Kening Danu mengernyit. Tidak semua pegawai bisa dengan mudah masuk ruang monitoring meskipun hanya sekadar mampir. Danu paham kenapa Aleta meminta bantuan soal ini, karena beberapa atasan punya akses untuk itu. "Apa yang harus saya lakuin di sana?" tanya Danu. Kepala Aleta menyandar di bahu Danu sebelum menjawab, "Ngecek re