PART. 78

1045 Kata

Muti berhenti menangis. "Jangan terlalu dipikirkan, nanti kamu sakit. Berdoa saja agar ibumu mendapat hidayah. Agar dibuka pintu hatinya untuk menyadari semua kesalahannya." "Maaf ya, Bang. Aku sudah menyeret Abang masuk ke dalam masalahku." "Aku bisa menghindar. Aku bisa pergi. Tapi aku memilih bersamamu. Itu artinya aku sudah siap dengan segala resiko dari pilihanku. Kamu jangan merasa sendiri, ada kami yang selalu ada di sisimu." "Abang ...." Muti menyusupkan wajah ke lekukan leher Arsen. "Sudah hampir waktunya makan siang. Kita mandi dulu ya." "Iya." Muti menarik kepala, wajahnya mendongak, menatap wajah Arsen yang tengah menatapnya. Bibir Muti sedikit terbuka. Arsen merasa Muti mengundang untuk mencium bibirnya. "Muti ...." Arsen merubah posisi tubuh mereka. Muti sekarang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN