Elang baru saja selesai rapat dengan para dokter senior di rumah sakit. Dengan jasnya yang rapi, ia berjalan melewati koridor IGD, hendak meninjau kondisi beberapa pasien sebelum kembali ke ruangannya. Saat ia melewati pintu masuk IGD. Di balik pintu kaca buram, suasana jauh lebih kacau. Dua perawat mondar-mandir, seorang dokter jaga tengah memberi instruksi sambil memeriksa monitor detak jantung. Beberapa suara peralatan medis berdenting, mesin infus sedang dipasang. Dan di tengah ruangan itu—Jayne. Tubuhnya terbaring di ranjang IGD, wajahnya pucat pasi. Rambut hitamnya tergerai acak, menutupi sebagian kening. Bibirnya kering, sedikit membiru. Tubuhnya tampak rapuh, seolah kehilangan seluruh energinya. Elang berhenti tepat di ambang pintu. Dadanya sesak. Dunia seakan menyempit hanya