Ia membalas lagi, agak ragu tapi ingin memberi sedikit sinyal: Jayne: “Aku janji. Tapi kamu sendiri, udah makan?” Elang: “Sudah. Tapi sepertinya next time kita harus makan siang bareng.” Jayne menahan senyum. Ada nada yang sulit ia definisikan—tidak eksplisit, tapi membuat hati berdebar. Ia tahu siapa yang mengirim pesan itu, dan itu membuatnya merasa … dipedulikan, bahkan dari jauh. Ia menutup aplikasi chat, kembali menatap presentasi, tapi pikirannya sesekali melayang. Bayangan Elang muncul di layar pikirannya: berdiri di dapur rumahnya, serius tapi ada sedikit senyum ketika memastikan makanannya dikirim tepat waktu. Sesuatu yang sederhana tapi … membuat hatinya luluh. Jam kantor terus berjalan. Rapat-rapat yang biasanya membuatnya lelah terasa sedikit ringan, karena pikiran tentang