Hari itu, Jayne membuat keputusan penting. Mulai minggu ini, ia resmi kembali aktif bekerja di kantor. Ranu sudah mendapatkan pengasuh baru—rekomendasi dari ibunya sendiri, seorang wanita paruh baya yang sabar dan berpengalaman. Hatinya memang sempat berat saat meninggalkan rumah pagi-pagi, tapi ia tahu ia tak bisa terus bersembunyi di balik alasan cuti. Apalagi Takizaki Group bukan sekadar tempat kerja. Perusahaan itu adalah warisan keluarga, tanggung jawab besar yang sejak awal ada di pundaknya. Jayne terlalu disiplin untuk menjadikan cuti sebagai tameng tanpa batas. Ada rasa bersalah setiap kali ia meninggalkan Ranu, seakan tak cukup hadir di masa-masa pertumbuhan anaknya. Tapi bersamaan dengan rasa bersalah itu, lahir juga rasa lega. Seperti menemukan ritme hidup lagi setelah lama k