Malam yang Mengguncang Batas.

1146 Kata

Fajar akhirnya tiba. Langit berubah abu-abu muda, lalu perlahan diterangi cahaya matahari. Rumah masih senyap, hanya terdengar burung berkicau samar. Jayne masuk ke dapur, berusaha menormalkan keadaan dengan rutinitas. Ia menyiapkan sarapan sederhana: roti panggang, telur dadar, dan segelas s**u untuk Ranu. Tangannya bergerak otomatis, meski pikirannya masih kacau. Elang masuk ke dapur beberapa saat kemudian. Ia mengenakan kemeja biru tua yang masih setengah kancing, rambutnya berantakan, wajahnya lelah dengan lingkar hitam tipis di bawah mata. “Kamu nggak tidur semalaman?” tanya Jayne, menoleh sekilas. Elang mengangkat bahu, mengambil gelas kosong, lalu menuang air dari dispenser. “Nggak apa-apa. Yang penting kalian aman.” Jayne ingin membalas, ingin mengatakan sesuatu yang bisa sedi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN