“Vanya?!” balas Devita. Vicky meminta Devita untuk kembali duduk, di ruang meeting, Vicky menceritakan kepada Devita tentang Vanya, gadis yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama. Wajah Vicky tampak berseri-seri ketika menceritakan kisahnya bersama Vanya, Devita tidak menyangka jika Vicky bisa menunjukkan raut wajah pemuda yang sedang kasmaran. Raut wajah itu terlihat cocok dengan usianya saat ini, berbeda ketika di hari-hari biasanya, aura Vicky terasa sangat dewasa dan mendominasi. Devita menjadi penasaran dengan wanita bernama Vanya, dia yang juga mengidolakan Vicky ingin mengetahui kelebihan yang dimiliki oleh Vanya, sampai membuat Vicky bersikap seperti itu. “Sebaiknya Pak Vicky beristirahat di rumah,” ucap Devita sambil memegang kedua tangan Vicky. “Apakah separah itu