Anya duduk menunggu di sofa ruang tengah sementara Jackson sedang mandi. Anya menyambutnya ketika pulang, mengenakan gaun yang dipilih Jinny. Kain halus berwarna putih gading itu memeluk tubuh rampingnya dengan sempurna, sementara rambut hitamnya yang panjang ia biarkan tergerai bebas membingkai tulang pipinya yang tinggi. Jackson hanya memandangnya sekilas sambil menggumamkan bahwa ia hendak mandi dulu sebelum berangkat, dan tanpa berkata apa apa berlalu naik ke kamarnya diatas. Bukannya Anya mengharapkan Jackson terpesona, tapi paling tidak sedikit pujian sudah cukup membuatnya senang. Anya yang tadinya girang atas ajakan makam malan, mendadak kecewa oleh tingkah Jackson. Sepertinya apapun yang dikenakannya, pria itu hanya akan melihatnya sebagai gadis dungu membosankan yang diperinta