Berpegangan pada lengan Jackson yang berotot, Anya berupaya agar tidak terguling dari atas sepatu heel nya yang tinggi. Untung saja pria yang menjadi pegangannya, mampu berdiri kokoh di sampingnya sambil mengapit lengannya juga dengan erat. Mereka berjalan melewati deretan fotografer di luar gadung yang mengingatkan Anya akan acara redcarpet yang sering di tontonnya di televisi bersama Mei. “Seharusnya kau mengajak Karen yang lebih luwes untuk menemanimu, Jack,” bisik Anya agak canggung dengan banyaknya terpaan lampu Blitz yang menabrak matanya. Jackson mengerutkan kening nya sekilas mendengar ucapan Anya. “Karen? Bukankah kau juga yang waktu itu mengomel katika aku mengajak Karen kemana-mana? Lagipula bukan Karen yang diberitakan sebagai calon istriku saat ini kan?” jawab Jackson kemb