13. Samantha

1690 Kata
Dihadapan Jackson duduk Samantha, sang pramugari yang menjadi teman kencannya malam ini. Wanita bertubuh sintal dan berbibir sexy  itu terlihat sangat menawan dengan balutan gaun yang di pakainya. Bahkan beberapa tamu pria di dalam restaurant,sempat menolehkan pandangan kearah wanita itu ketika melewati meja mereka. Melirik ke molekan tubuh dan wajah yang dimiliki Samantha. Hal yang biasanya membuat Jackson makin angkuh ketika ada orang yang merasa iri padanya. Tapi malam ini sesuatu mengganggu benaknya. Jackson mengerutkan keningnya berusaha memahami ucapan yang keluar dari mulut Samantha, sesuatu yang sepertinya harus dilakukan dengan susah payah karena kini bayangan mata kelam Anya menari-nari terus dalam benaknya. Diingatnya bagaimana gadis itu terlihat ketakutan ketika ditinggalkannya begitu saja di rumah Luis. Walau ia yakin Luis akan memperlakukannya dengan baik, tapi tetap saja pasti Anya merasa ketakutan karena berada di rumah orang asing. Teringat bagaimana paniknya Anya ketika terpisah olehnya di club malam sehari sebelumnya. Ahh! Sialan!, umpat Jackson dalam hati sambil berdiri. “Maaf, Baby. Aku perlu memakai telepon sebentar. Aku akan segera kembali ok?!” ucapnya di sela celotehan Samantha yang tidak di dengarnya dari tadi. Pria itu berjalan ke arah loby hotel dan mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Dipencetnya nomor telepon Luis yang langsung diangkat olehnya setelah beberapa dering. “Apakah kau sudah mengantarkan Anya pulang?” tanya Jackson tanpa basa basi. “Apakah kau khawatir akan gadis itu?” Bukannya menjawab, Luis balik bertanya membuat Jackson makin kesal. “Bagaimana jika kubilang dirinya berubah pikiran untuk menikahimu dan kini sedang kuantar pulang ke rumahnya?” “Ck…Tidak mungkin ada yang menolak menjadi istri Jackson Han,” decak Jackson angkuh, walau sekilas ada rasa ragu terlintas di pikirannya.”Lagipula tidakkah kau lihat gadis itu begitu kakunya memegang tradisi? Tidak mungkin dia berani membantah keinginan ibunya.” “Hm… Kurasa kau terlalu menganggap remeh Anya, temanku. Gadis itu tidak semonoton yang kau kira.” “Sialan, ucapanmu berbelit-belit sekali. Membuatku menyesali keputusanku untuk mengenalkannya padamu. Dimana dia sekarang sebenarnya?” gerutu Jackson makin kesal. Luis tertawa sambil menjawab, “Tenang saja, aku baru saja menurunkan dia di rumah ibumu, aman dan utuh seperti sebelum pergi.” Perasaan lega mengguyur dadanya mendengar jawaban Luis yang ada sambungannya. “Bisa kurasakan gadis ini berbeda dari yang lain di matamu, Jack. Apakah kini kau akan mulai menabung untuk bisa membeli borgol sepertiku?” Ucapan Luis lebih bertujuan untuk menggoda. Tapi entah kenapa malah membuat Jackson jengkel. Ditutupnya ponsel ditangannya tanpa mengucapkan apa-apa kepada temannya. Luis sialan! Apa maksud ucapannya? Aku hanya tidak ingin Ama mengomeliku sudah meninggalkan gadis membosankan itu di rumah orang lain! Jackson berjalan gusar kembali ke tempat duduknya. Diraihnya gelas wine yang ada dihadapannya dan ditenggak nya hingga habis dalam sekali tenggak. Samantha yang bisa melihat kemarahan di wajah Jackson bertanya, “Apakah semua baik-baik saja?” “Tentu saja, baby. Bagaimana kalau kita naik ke atas? Aku sudah memesankan kamar untuk kita berdua,” ucapnya sambil berdiri dan meraih tangan Samantha. Biasanya Jackson selalu menikmati makan malam nya dengan wanita-wanita itu. Tapi entah kenapa malam ini mood nya mendadak berubah buruk. Dirinya hanya ingin kencannya cepat selesai dan pulang. Samantha terdiam dengan dahi berkerut memikirkan ajakan Jackson yang terkesan buru-buru. Dirinya bahkan belum sempat memakan dessertnya hingga habis. Paham akan keraguan Samantha, terlintas sedikit keinginan agar Samantha menolak keinginannya, sehingga dirinya bisa pulang lebih cepat. Betapa kecewanya dia ketika ternyata wanita itu mengangguk dan berdiri menggandengnya. Didalam pintu kamar yang tertutup, Samantha langsung menyerbu Jackson. Menciumnya, menarik kaosnya lepas, meraba dadanya. Jackson yang terbiasa memegang kontrol merasa jengah dengan agresifnya serangan dari pramugari itu. Dicengkeramnya lengan Samantha dan didorongnya wanita itu ke arah dinding. “Kau perlu berhenti menyerbuku, Nona. Aku tidak suka di serang seperti itu. Dalam hubungan ini, aku yang memegang kendali. Bukan dirimu. Mengangguk lah bila kau paham dan masih ingin melanjutkan.” Suara Jackson pelan dan rendah membuat d**a Samantha berdesir makin penasaran. Bisa dirasakannya aura maskulin dan dominan yang memancar di sosok kalem pria itu sejak pertama kalinya dirinya bertemu dengannya. Bisa dirasakannya nafasnya yang makin terengah hanya karena bisikan dari suara Jackson, Samantha mengangguk. “Bagus. Sekarang… bagaimana kalau kau lepaskan pakaian mu dan tunggu aku diatas ranjang. Aku perlu mencuci tanganku dulu,” ucap Jackson sambil berjalan ke arah kamar mandi. Disiramkannya air dingin ke wajahnya yang agak kusut. Setengah kesal karena gencaran dari Samantha, dan setengah karena tidak mampu menghilang kan tatapan mata kelam gadis itu di benaknya. Sialan! Anya! Bayangan gadis itu membuat Jackson merasa geram. Dirinya keluar dari kamar mandi dan menemukan Samantha sudah melakukan apa yang di perintahkan padanya. Meniduri wanita-wanita ini terasa aman baginya. Karena ia tidak perlu mempedulikan perasaan mereka. Yang penting dirinya terpuaskan, apakah mereka sakit hati padanya nanti, bukanlah lagi menjadi urusannya. Tidak pernah terpikirkan olehnya untuk mencari wanita bayaran yang pasti jauh lebih aman dan tanpa ikatan. Karena ia menyukai pengejarannya. Seolah ia adalah seorang pemburu, dan wanita itu buruannya Dilepaskannya celana yang masih dipakainya dengan tatapan yang masih melekat pada wanita yang ada diatas ranjang. Bisa di lihatnya tubuhnya yang molek menunggu kehadirannya. Berlekuk dan penuh, sangat berbeda dengan… Argg..Wanita sialan! “Kemarilah, duduk lah di hadapanku, baby,” bisiknya parau. Samantha menurut. Wanita itu beringsut kearah Jackson yang berdiri di dekat tepian ranjang. Paham apa yang diinginkan pria itu, tangannya langsung menggenggam tubuh Jackson yang sudah menunggu di depan wajahnya. Dijilatnya tubuh hangat Jackson yang terasa keras dan panas dengan lidahnya yang basah. Aroma tubuh Jackson sangat memabukkan membuat Samantha tidak sabar untuk membuka mulutnya lebar-lebar dan memasukkan sebisa mungkin bagian tubuh Jackson dalam-dalam hingga masuk ke dasar tenggorokannya. Bisa di dengarnya Jackson menghembuskan nafas berat dan mulai mencengkeram rambut di kepalanya, membuat Samantha semakin girang karena berhasil menghibur pria yang mengacuhkannya dari tadi itu.  Sudah sejak lama sebenarnya Samantha berusaha untuk menarik perhatian Jackson yang sering mencharter pesawat pribadi di penerbangan tempatnya bekerja. Kebanyakan ia bepergian dengan koleganya, mungkin urusan bisnis. Tapi tak jarang ia pergi berlibur dengan membawa wanita yang selalu berbeda-beda. Teman pramugarinya bahkan mengadakan taruhan kecil atas siapa yang lebih dahulu berhasil untuk mendapatkan kencan dari Jackson Han. Dan tentu saja sebagai pramugari tercantik di maskapainya, Samantha dengan mudah memenangkan taruhan. Jackson memejamkan matanya menikmati kehangatan mulut Samantha yang basah. Dicengkeramnya rambut wanita itu sambil menekan kepalanya lebih dekat ke tubuhnya, memaksakan wanita itu melahapnya makin dalam. Bisa di dengarnya suara Samantha yang setengah tercekik oleh kepenuhan yang di terimanya, tapi Jackson tidak peduli. Yang diperlukannya saat ini adalah pelampiasan. Agar otaknya bisa melupakan bayangan mata gelap yang mengganggunya. Pria itu makin mempercepat gerakan tangannya yang mencengkeram kepala Samantha, hingga akhirnya dirinya tidak puas hanya dengan jilatan dari mulut wanita itu. Di raihnya lengan Samantha agar badannya menjauh. “Naik ke atas ranjang!” perintahnya. Samantha menarik nafasnya yang terengah-engah sambil mengelapkan punggung tangannya ke bibirnya yang berliur. Ditatapnya wajah tampan Jackson yang masih berdiri menjulang di hadapannya, tidak bisa di bacanya apakah Jackson menikmati apa yang sudah dilakukannya karena pria itu hanya memandangnya dengan tatapan dingin. Diikutinya perintah Jackson. Samantha merangkak kembali naik ke atas ranjang dan merebahkan tubuhnya di kasur, sementara Jackson mengikuti. Pandangannya tajam ke arah Samantha, seperti seekor rubah yang mengincar mangsanya. Wanita itu bisa merasakan detak jantungnya yang kian berdebar hebat karenanya. Jackson meraih tangan Samantha dan membentangkannya ke sisi kepala wanita itu. Bibirnya menyapu leher wanita itu yang kini mulai mendesah dan melenguh. Dihisapnya leher jenjang Samantha keras meninggalkan jejak kemerahan yang terus dilakukannya hingga turun ke d**a wanita itu. Samantha kian mengerang ketika Jackson mulai memainkan lidahnya ke bagian sensitif yang ada di ujung dadanya. Menggigitnya, menghisapnya, megodanya.  Pria itu melahap tubuh sempurna Samantha dengan penuh gairah. Dadanya terpahat bulat, putih, dan kenyal, terasa sangat nikmat di mulutnya. Yang sudah pasti berbeda dengan milik… F*ck! geram Jackson ketika bayangan wanita bermata gelap itu muncul lagi. Jackson melompat turun dari ranjang dan meraih sebungkus kondom dari saku celanya, memakainya dan tanpa peringatan, langsung melompat naik ke atas ranjang dan memasukkan tubuhnya ke sela paha Samantha. Wanita itu mengerang, menggeliat, mengencangkan pelukan pahanya ke pinggang Jackson yang semakin mempercepat gerakan tubuhnya. Tidak biasanya pria itu ingin cepat menyelesaikan permainannya, apalagi dengan seorang wanita yang baru pertama di kencaninya dan secantik Samantha. Tapi malam itu yang diinginkannya adalah cepat-cepat meninggalkan tempat itu dan pulang. Ditunggunya hingga cengkeraman Samantha terasa makin mengeras. Denyutan yang di rasakannya ketika wanita itu mulai mengejan menandakan bahwa ia sudah mencapai klimaks. Kini tidak ada yang menghalangi dirinya untuk ikut menyelesaikan permainannya. Dengan beberapa kali dorongan, Jackson pun bisa merasakan panasnya darah yang mengalir dari sela pahanya menekan masuk ke dalam kehangatan tubuh Samantha. Pria itu mempererat cengkeraman tangannya pada lengan Samantha, menutup matanya, dan merapatkan bibirnya. Membiarkan kenikmatan yang di rasakannya mengalir keluar dari tubuhnya, dan meninggalkannya hingga habis.  Jackson menggulingkan tubuhnya ke samping Samantha, menatap langit langit kamar hotel sementara berusaha mengatur nafasnya. Telapak tangan kanannya terangkat menutupi dahi dan matanya yang sedikit berkeringat. Dirasakannya tekanan dari tubuh Samantha yang merangkak naik ke badannya, menyandarkan kepalanya di dadanya, membuatnya merasa gerah. Ia tidak pernah suka bersentuhan dengan wanita yang habis ditidurinya. Semua itu membuatnya merasa terkurung, karena tujuannya dengan mereka hanyalah untuk melampiaskan hasrat. Tidak lebih. Tidak kurang. Ditariknya lengan Samantha yang berbaring di atasnya agar turun. “Maaf, aku tidak bisa lama-lama, Baby. Ada yang perlu kukerjakan,” ucapnya sambil menegakkan badan, menarik lepas kondom yang di pakainya dan melemparkannya ke tong sampah sebelum mulai membereskan pakaiannya. “Kamar sudah aku booking hingga besok, kau bebas menggunakannya. Semua tagihan akan di bayarkan pada kartu kreditku, jadi silahkan masukkan saja apa yang ingin kau pesan ke kamar ini.” “Kau tidak menemaniku hingga besok?” tanya Samantha dengan mata terbelalak. “Maafkan aku, seperti yang kukatakan, aku masih banyak kerjaan” jawab Jackson pendek sambil meraih kaos yang masih tergeletak di dekat pintu masuk. “Minggu depan aku ada jadwal datang ke kota ini lagi, bagaimana kalau kita berjumpa lagi?” tanya Samantha. Jackson menatap wajah putih Samantha. Bisa dirasakannya bahwa wanita ini adalah tipe yang akan terlalu menempel bila di beri kesempatan. Lebih baik segera di lepas sebelum semakin susah untuk dibuang. “Samantha,” panggilnya pelan. “Aku tidak ingin kau mengharapkan hal lebih dari hubungan kita. Malam ini semestinya hanyalah menjadi sesuatu yang ringan dan menyenangkan. Itu saja. Jika kau ingin kita bertemu minggu depan, aku akan usahakan. Jika aku ada waktu akan kuhubungi. Tapi aku tidak mencari kekasih.” Jackson mencium kening Samantha sebelum kemudian berlalu keluar kamar meninggalkan wanita itu sendirian.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN