Hhh… Jackson menatap langit-langit kamarnya. Rencananya malam ini berbalik lebih menyakitinya daripada menyakiti Anya. Menatap wajah gadis itu di sebelah Spencer mengusik ketenangannya. Belum pernah dilihatnya Anya sebahagia ketika dirinya berada di hadapan alat musik itu bersanding dengan Spencer. Matanya yang kelam terasa bersinar berwarna warni dalam kegelapan. Mengingatkannya pada sebuah batu mulia. Satu satunya permata yang mampu menyimpan cahaya seluruh galaksi di dalamnya. Membuatmu merasa kecil dan tidak berarti ketika menatapnya. Opal hitam. Jemari nya yang berseluncur diatas tuts monokrom hitam dan putih, berpacu dengan gerakan jemari Spencer yang mengimbangi kecepatan alunan nada dari Anya. Melihat keduanya melantunkan lagu yang sama membuat dirinya bertanya tanya. Mungkin ia