Sebuah Syarat

1154 Kata

Tok … Tok … Svarga mengangkat pandangan dari layar MacBooknya. Tidak lama sosok Willy-sang sekretaris muncul lalu masuk mendekat ke arah meja Svarga. “Maaf Pak … barusan ibu Zaviya mengirim pesan kepada saya.” Willy menjeda. “Bikin ulah apalagi dia?” Svarga menggeram di dalam hati. “Apa katanya?” Svarga mencoba menunjukkan tampang biasa saja meski perasaannya mulai tidak nyaman. Entah kenapa mendengar nama Zaviya disebut, Svarga selalu berpikiran buruk kalau masalah akan menyambanginya. “Bu Zaviya ingin menjual satu set perhiasan dan Lamborgini hadiah ulang tahun dari pak Svarga katanya untuk membangun restoran.” Willy menyampaikan isi pesan Zaviya secara lengkap. Svarga mengusap wajahnya kasar bersama hembusan napas gusar. Zaviya pasti sedang mencari perhatian atau hanya ingin

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN