“Svarga ….” Zaviya memanggil dengan suara manja. “Hem?” Sahut Svarga dingin dan datar tanpa menoleh menatap Zaviya karena dia sedang fokus mengemudi, jangan sampai kejadian tadi siang terulang lagi. “Aku laper … berenti dulu buat makan, yuk?” ajak Zaviya dengan suara riang gembira. Svarga menoleh sekilas, tatapannya dingin dengan segudang curiga kalau Zaviya akan membuat ulah lagi. “Aku yang traktir deh.” Zaviya membujuk padahal Svarga memiliki saldo rekening jauh di atas Zaviya. Svarga tidak bersuara, dia hanya ingin kembali ke rumah Zaviya kemudian mengistirahatkan tubuhnya lalu bangun besok pagi dan pulang, menjauh dari hidup gadis berisik di sampingnya. “Svarga!!” Zaviya menjerit lantaran gemas, Svarga tidak meresponnya. “Iyaa!” Svarga berseru kesal disertai tatapan tajam dan ke