*** Apa, sih, yang ada di pikiran Blue sampai dia mengizinkan w************n itu kembali ke rumah ini? batin Talia penuh emosi. Pikirannya bergejolak, membayangkan siapa yang dimaksud Amara sebagai mommy. Bagaimana Talia tidak emosi jika ia menduga bahwa yang dimaksud mommy adalah ibu kandung Amara—wanita yang sangat ia benci. “Aunty?” Suara lembut Amara menyentak lamunan Talia. Bocah itu menyentuh tangannya dengan lembut, menatapnya sambil mengernyit bingung. “Aunty kenapa?” tanyanya polos. Talia tersadar dan buru-buru mengubah ekspresinya. Ia mengulas senyum tipis, menutupi kegelisahan hatinya. “Tidak, Sayang, Aunty tidak apa-apa,” jawab wanita itu, berbohong. Lalu, derap langkah terdengar dari dalam rumah. Blue keluar dari pintu utama, melangkah dengan santai, diikuti oleh Emely