BSW Bab 135

2093 Kata

Nadia berkali-kali melirik ke arah pintu yang tertutup. Napasnya tertarik berat. Suaminya tidak muncul. Wanita itu membuka mulut untuk menghembus karbondioksida keluar. Pria itu benar-benar keterlaluan. Dia sudah tidak sama sekali peduli padanya. Mungkin, kalau saat ini dia mati pun—pria itu tidak akan peduli. “Bu, obatnya harus diminum dulu.” Bibi yang sedang menjaga Nadia mendekat dengan membawa piring kecil berisi beberapa butir obat, dan juga segelas air putih. Nadia hanya melirik kemudian melengos. “Aku tidak mau. Aku mau tunggu suamiku datang, baru minum obat.” Sang bibi kebingungan. Wanita itu berdehem. “Tapi, dokter berpesan ibu tidak boleh terlambat minum obat.” “Aku hanya menunggu suamiku datang. Aku akan meminumnya setelah dia datang.” Nadia yang akhirnya menoleh ke arah san

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN