Raga meremas ponsel di tangannya. Sementara sang pemilik ponsel menahan ringisan--menatap benda di tangan sang atasan. Dalam hati berdoa agar Raga tidak membanting ponsel miliknya.
“A … aa … jangan, Pak!” Secepat kilat Rini menyambar ponsel miliknya saat melihat pria di depannya menggerakkan tangan yang memegang gawai. Rini memegang erat benda persegi pipih tersebut sembari menarik langkah ke belakang.
“Baru tunangan kok, Pak. Belum nikah,” ujar Rini mencoba menenangkan sang atasan yang kulit wajahnya sudah merah padam. Oh … Rini mendesah dalam hati. Salah siapa coba? Kan salah pria itu sendiri. Dia yang melepas Mara, kok sekarang mau ngamuk begitu melihat Mara pakai cincin dengan berlian segede gaban.
“Berikan."
“Aduh, jangan Pak. Cicilannya belum lunas.” Rini menggelengkan kepala sem
