“Masih hidup kamu?” Pertanyaan yang pertama keluar dari mulut papa Mara membuat Nadia menelan susah payah ludahnya. Jika saja dia lupa apa yang sudah dia perbuat pada Mara, mungkin dia tidak akan terima mendengar pertanyaan itu. Seolah papa Mara mengharapkan kematiannya. “Pa,” panggil Raga. “Aku sudah memintamu untuk tidak datang lagi. Kenapa masih muncul?” Nadia melirik sang suami. Alis wanita itu bergerak. Nadia menatap bertanya sang suami. Apa selama ini suaminya sering datang ke rumah orang tua Mara? Sumpah, dia tidak pernah tahu. “Bagaimana kabar Papa dan Mama?” Raga tidak menjawab papa Mara. Pria itu tersenyum. Melangkah berniat untuk mengambil tangan kanan papa Mara, namun harus kecewa lantaran Ahmad Sholeh menarik ke belakang tangannya. Pria itu tidak sudi punggung tangannya d