NADIA Wanita itu sungguh putus asa. Dia merasa kehilangan semuanya. Nadia merasa sudah tidak ada gunanya lagi hidup. Pria yang dia cintai jelas sudah tidak peduli lagi padanya. Pikiran wanita itu … gelap. Bisikan-bisikan di telinga yang memintanya untuk mengakhiri hidup terus terdengar. Berulang-ulang. Nadia tidak tahan. Wanita itu meronta sekeras mungkin, hingga membuat dua orang perawat yang membawanya menuju ruang rawat, kewalahan. Begitu kedua kakinya terlepas, Nadia berdiri lalu mendorong tubuh perawat yang mencoba kembali mencekal tangannya. Dengan pikiran yang sudah tidak lagi terang, wanita itu berlari ke arah teralis penyekat lorong rumah sakit. Memegang teralis besi itu, Nadia sempat menoleh ke belakang, ke arah dua orang yang mengejarnya. “Jangan, Bu. Jangan. Jang … an!” Per