18.

1049 Kata

Fajar merebahkan tubuhnya setelah menata perabot baru di apartemennya. Apartemen ini cukup luas, dengan tiga kamar tidur dan dua kamar mandi. Fajar menatap langit langit, matanya menerawang jauh. Dia sudah memiliki semuanya sekarang. Pekerjaan tetap dan juga uang, tapi belum juga dia bahagia. Fajar bangkit, memasang kemejanya tanpa dikancing. Lalu keluar dari apartemennya. Dia kaget, Raya ... di sana sedang memegang cangkir tehnya, meniupnya sekilas, matanya memandang jalan ibu kota. Fajar ber-dehem, menyadarkan Raya. Gadis itu langsung menerbitkan senyum, bukan Raya yang dulu. Raya yang ini kelewatan ramah. Dan, semakin asing. "Belum tidur, mas?" sapanya. Fajar menggeleng. Panggilan ' mas ' itu sangat mengganggu. "Kita belum sempat berkenalan, saya Raya, Mas?" Fajar terhenyak, wanita

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN