36.

1216 Kata

Entah berapa lama, saat mereka berhenti hanya untuk mengambil nafas. Kemudian melanjutkan lagi dengan cara yang lebih manis dan indah. Raya menempelkan keningnya pada kening Fajar, menetralkan detak jantungnya yang menggila. Ringisan Fajar menyadarkannya, bahwa memadu kasih tidak tepat saat ini. Suaminya itu baru saja selamat dari maut. "Apa aku menyakitimu?" tanya Raya cemas. Mengamati wajah Fajar yang terssenyum hangat. Laki-laki itu menggeleng, tadi lukanya sempat tertekan ke bantal karena Raya menumpukan badannya ke tubuhnya, hal itu membuat luka itu terasa nyeri kembali. "Kau baik-baik saja?" Raya mengusap pipi Fajar perlahan, menikmati kasarnya bakal janggut yang belum sempat dicukur. "Aku sangat baik." "Syukurlah." Raya mengehela nafas lega, saat Raya menjauh, Fajar menahan per

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN