35.

1183 Kata

Raya menyelami mata sayu dan lelah milik Fajar, tak ada tatapan bercanda dan mengejek seperti biasanya. Tanpa suara, tanpa perdebatan. Semakin lama dia menantang mata itu, hatinya semakin berdesir hebat, ada rasa berbunga-bunga yang tidak bisa dijabarkan bagaimana wujudnya. Raya memutuskan kontak mata lebih dulu, menggelengkan kepalanya dan menunduk menatap lantai kayu yang dilapisi tikar anyaman rotan. Raya bangkit, merapikan baskom berisi air hangat dan memeras handuk basah itu. Kemudian mengangkat mangkok bubur sekalian baskom kecil itu menuju dapur rumah panggung. Semua gerakan itu tidak luput dari pandangan Fajar, bagaimana lengan ramping dan mulus itu terulur membawa dua barang secara bersamaan. Bagaimana rambut indah itu tergerai bebas dan disematkan ke telinga kirinya. Wanita

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN