Perut Zea terasa diaduk aduk, ia segera bangun dari tidurnya tapi ia sulit bangun karena tangan Reiki melingkar di perutnya. Zea memindahkan tangan Reiki perlahan karena tidak ingin membangunkan suaminya, setelah itu ia segera berlari menuju kamar mandi karena ia ingin muntah. Tapi ia tidak memuntahkan apapun, perutnya masih berasa diaduk aduk, ia menunduk di wastafel kamar mandi. "Hoek...Hoek..." ia coba muntah tapi hanya air yang ia keluarkan, ia merasa ada yang memijat tengkuknya, harum maskulin yang menyeruak di hidungnya menenangkannya. "Kamu sakit sayang?" tanya Reiki khawatir. "Nggak tahu sayang, perutku seperti diaduk aduk, mual, pusing." "Ya udah kita ke dokter ya sekarang." Zea mengangguk dan keluar dari kamar mandi dipapah oleh Reiki, mereka kemudian berganti paka

