"Mau apa anda kesini nyonya Ami Syaharania, ingin menghancurkan hidup saya lagi? cukup."
"Bukan sayang, ini ibu kandungmu. Mama senang bisa bertemu dengan kamu, anak mama."
"Anak? anda masih merasa jadi ibu saya?" tanya Zea sinis.
"Tentu saja nak, mama boleh masuk ya sayang?"
Zea menghela nafas, tak ada gunanya ia terus menolak ibu kandungnya, sampai kapanpun itu tidak akan berubah.
Zea membuka lebar pintu apartemennya dan melangkah menuju sofa dan duduk disana, bu Ami tersenyum senang karena tidak menerima penolakan dari anaknya. Ia mengikuti Zea dan duduk di samping putrinya itu.
Ia menatap putrinya penuh kerinduan, dibelainya wajah Zea lembut, matanya berkaca kaca. Ia mencoba membawa Zea dalam pelukannya tapi Zea menolaknya.
"Maaf saya tidak bisa," Zea menjauhkan duduk
