Zea memasuki lobby rumah sakit Bhayangkara dan menuju meja informasi, ia menanyakan dimana ruang Reiki dirawat. Petugas informasi menatap curiga pada Zea. "Mbak siapanya AKP Reiki?" tanya petugas. Zea tergagap dan bingung harus menjawab apa, tidak mungkin ia menjawab jika ia adalah pacarnya. "Sa....saya....eeh...saya temannya mbak," jawab Zea kemudian. "Maaf mbak, kami tidak bisa memberikan informasi itu." "Tapi kenapa mbak?" "Hanya keluarga saja yang diperbolehkan." Zea menghembuskan nafasnya kasar, ia sangat khawatir pada Reiki, apakah ia baik baik saja atau ia tertembak di daerah vital tubuhnya. Ia meninggalkan meja informasi dan duduk di lorong rumah sakit, ia berfikir tidak mungkin mencari Reiki dengan berkeliling rumah sakit serta melihat kamar inap satu persatu.

