“K-kamu ....” Rahid tampak syok melihat kehadiran Letisia di rumahnya. Letisia tersenyum santai dan memberi hormat kepada papa dan mama Rahid seraya menundukkan kepalanya sebentar. “Kamu ... kamu sekretarisnya Rahid, kan?” tanya sang papa. Letisia mengangguk seraya menyunggingkan senyum terbaiknya. “Iya, Om. Saya adalah sekretaris-nya Rahid.” “Ada apa kamu datang ke sini? Apa ada pekerjaan yang mendesak dan sebagainya?” sang mama ikut bertanya. Letisia beralih menatap Rahid yang sudah terlihat gelisah. Perempuan itu benar-benar sudah merasa kesal karena Rahid selalu saja mengabaikannya. Dia mengabaikan semua panggilan dan pesan. Selain itu Rahid juga menjaga jarak saat mereka berada di kantor. Hal itu tentu saja membuat Letisia murka. Letisia kembali beralih menatap kedua orang tua