Bahtera rumah tangga Ara dan Rahid usai sudah seiring dengan ketukan palu sang hakim. Ara tersenyum lega. Sementara Rahid yang duduk di seberangnya kini tampak murung dan berwajah sendu. Ara pun menatap lelaki yang detik ini resmi menjadi mantan suaminya itu perlahan. Rahid benar-benar terlihat menyedihkan, namun Ara tidak terlalu memedulikan hal itu. Semua orang perlahan mulai meninggalkan ruangan sidang perceraian itu. Ara yang hanya datang seorang diri pun juga beranjak bangun dari kursinya. “Akhirnya semua telah berakhir,” bisik Ara pelan. Ada sebuah rasa yang kini tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Ara merasa dadanya terasa lebih lapang saat menghela napas. Dia juga merasa kedua kakinya lebih ringan untuk melangkah. Seakan semua beban berat yang dipikul sirna sudah. Pikiranny