Ara bergegas memasuki kamarnya dan segera mengambil koper yang ada di atas lemari. Dia sudah tidak bisa lagi hidup di tengah-tengah orang yang tidak menghargai perasaan orang lain. Bagi Ara mereka semua bahkan tidak pantas lagi disebut sebagai manusia. Bagaimana bisa masalah se-krusial itu menjadi sangat enteng dan sepele bagi mereka? bayangan wajah sang mama mertua yang tadi membujuknya semakin membuat Ara dilanda emosi yang memuncak. Dia memasukkan semua pakaiannya ke dalam koper itu dengan gusar dan sangat tergesa-gesa. Ara pun mengemasi barang-barangnya dengan air mata yang terus berderai tanpa henti. Setelah selesai berkemas, Ara pun segera keluar dari kamar itu, tapi begitu hendak menuruni anak tangga, dia melihat Rahid berdiri di bawah sana. Tatapan Rahid pun beralih pada koper ya