“Niha, hati-hati kalau lari!” Suara familier itu terdengar saat tubuh Niha menubruk d**a seseorang. Kalau saja pria itu tidak memeluknya, Niha pasti akan jatuh. Sambil tersenyum tidak enak, Niha pun melepaskan diri. “Dokter Dico. Ma-maaf.” “Ya, nggak apa-apa. Untung aku yang kamu tubruk. Kalau orang lain gimana? Dan kenapa lari kayak ketakutan gini?” “A-ada pria menyeramkan, Dok. Dia tetangga baru di kontrakanku. Mungkin dia sengaja mengikutiku. Aku takut.” “Menyeramkan?” “Ho'oh. Oh, ya, kenapa bisa kebetulan Dokter ada di sini?” Dico terkekeh. “Aku tadi baca status W* kamu, katanya OTW ke sini. Ya udah, aku susul ke sini sengaja nggak ngasih tahu. Buat tantangan juga bisa menemukanmu apa enggak di pantai seluas ini. Eh, ternyata bisa.” “Kok cepet? Dari Jakarta?” “Enggak. Aku tiba

