72. Dia Makin Berani

1358 Kata

“Asal apa?” tanyaku. “Asal tetap dalam pantauan para pekerja,” jawab Mas Aqsal. “Siap, Bos.” Lalu, terjadilah yang harus terjadi antara kami. ** Pagi ini, aku sengaja menggoda Mas Aqsal lagi agar izin untuk keluar rumah tetap diberikan. Aku tidak mau dia berubah pikiran. Ada banyak hal yang akan kukerjakan jika sudah bebas di luar nanti. Aku melihatnya sudah rapi dengan pakaian kerja. Dia menyisir rambut. Kudekati, lalu kupeluk tubuhnya dari belakang. “Mas, aku nanti keluar buat shoping, habisin uang kamu. Boleh?” Kuhidu aroma parfum di punggungnya yang membuatku betah berlama-lama mendekapnya. “Boleh. Tapi pergilah sama Sa. Biar nanti dikawal Soni.” “Ya ampun, bener-bener istri tahanan aku ini, ya!” Mas Aqsal memutar tubuh. Dia menyejajarkan tinggi tubuhnya dengan tubuhku, lalu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN