73. Bisa Bicara Lagi

1498 Kata

Aku hanya memindah-mindah saluran Youtu*e di televisi. Bagaimanapun juga, perkataan Asti banyak memengaruhi pikiranku. “Kalau kamu tahu apa yang kusembunyikan tentang suamimu itu, kamu pasti akan mundur,” ujarnya tadi sebelum pergi. “Aargh!” Aku melempar bantal ke sembarang tempat. Mungkin itu yang dimaksud Mas Aqsal kartu as yang dipegang Asti. Suasana hatiku benar-benar hancur. Aku pun mencari Mbak Sa. “Mbak Sa,” panggilku di depan kamarnya sebab tidak mendapati dia ada di dapur. Tidak lama kemudian, wanita itu keluar. “Ada yang bisa dibantu, Nyonya?” “Itu, saya mau minta tolong. Tolong W* Dokter Dico kalau saya ingin bertemu. Apa harus membuat janji dulu, ya?” Mbak Sa diam. “Tapi saya sudah diberitahu Tuan, tidak boleh meminjamkan ponsel ke Nyonya.” “Ayolah, Mbak. Dia nggak tah

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN