“Pertanyaan yang sulit saya jawab. Iya, saya juga kasihan sama Mas Aqsal setelah mendengar penjelasan Mbak Sa. Tapi untuk saat ini saya belum bisa memutuskan bertahan atau berpisah.” “Beberapa hari yang lalu, teman sekaligus dokter yang menanganinya datang ke sini. Dokter itu mengatakan kalau kami para pekerjanya disuruh hati-hati dan selalu waspada,” ujar Mbak Sa. Aku kembali mengembuskan napas panjang. Semua kenyataan ini terlalu mengejutkan. “Apa sakitnya sudah lama?” “Lama enggaknya, saya kurang paham, Mbak. Tapi sejak saya kerja di sini, Tuan memang aneh. Pendiam, sering menyendiri, suka marah-marah, emosinya tidak terkontrol.” Selama ini, Mama tidak pernah mengatakan kalau Mas Aqsal menderita gangguan mental. Beliau malah mencurigai putranya seorang penyuka sesama jenis. Apa Mam

