56. Suka Kamu

1262 Kata

“Mbak Sa, tolong buka pintunya. Jangan sampai pintunya roboh gara-gara amukan Mas Aqsal.” Aku terkekeh. Mbak Sa mengangguk, ikut tersenyum. “Jaga diri Mbak Niha baik-baik selama bersama Tuan. Selama tindakannya tidak membahayakan, Mbak cukup jadi istri yang lembut dan manis. Kalau agaknya sudah tidak terkontrol, teriak saja minta tolong. Jika dulu kami diam dan pura-pura tidak mendengar, mulai saat ini saya dan para pekerja lain akan datang membantu. Saya permisi.” Mbak Sa berjalan membuka pintu dan keluar sambil membawa bekas makanku. Ah, iya. Aku sekarang ingat. Para pekerja di rumah ini bahkan diam dan membiarkanku menjadi santapan empuk Mas Aqsal. Mungkin karena dulu mereka menganggap hal itu privasi dan tidak berani mengganggu keintiman kami. “Tadi saya memaksa Mbak Niha makan, Tua

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN