Hari ini Lea sudah diizinkan untuk pulang karena setelah dokter mengecek kondisi tubuh Lea semuanya dalam keadaan baik. Dan saat ini Lea sedang memasukkan beberapa bajunya ke dalam tas sambil menunggu Edgar menyelesaikan pembayaran administrasi rumah sakitnya. Ya hari ini hari pertama status Lea sudah berganti menjadi kekasih Edgar. Lea memang memberi Edgar kesempatan untuk menjadi kekasihnya. Sebenarnya masih ada rasa takut di diri Lea untuk menjalin hubungan lagi dengan seorang laki-laki. Karena ia memiliki kenangan masa lalu yang membuatnya takut memulai hubungan baru dengan seorang laki-laki. Tapi ketika ia melihat kesungguhan dari Edgar membuat Lea ingin memberi Edgar kesempatan. Lea merasa nyaman ketika Edgar disampingnya. Apalagi ketika ia sakit Edgar dengan telaten merawat Lea dengan penuh perhatian.
"Sayang udah selesai semua?" tanya Edgar yang baru saja masuk ke kamar perawatan Lea.
"Iya udah kok. Kamu udah selesai ngurus biaya administrasinya?" tanya Lea yang sudah membereskan bajunya.
Edgar pun perlahan berjalan ke arah Lea dan terus menebarkan senyum manisnya. Dan sekarang Edgar sudah berada di depan Lea dan tiba-tiba langsung mengecup bibir Lea.
"Aku masih gak percaya kalau sekarang Alea Bagaskara sudah menjadi kekasih Edgar Khyle. Dan aku pastikan Alea Bagaskara akan segera menjadi milik Edgar Khyle untuk selamanya," kata Edgar penuh janji.
Lea sempat tersipu malu mendapat perlakuan seperti ini. Tapi tetap saja ia merasa canggung bila Edgar bersikap romantis seperti ini.
"Ed jangan terlalu percaya diri aku kan belum bilang jika kita akan selamanya bersama. Memang aku memberi kamu kesempatan untuk bisa saling mengenal lebih jauh tapi jika aku merasa tidak nyaman ataupun kamu berselingkuh di belakang aku kamu tahu sendiri konsekuensinya. Aku pastikan kamu gak akan pernah bisa menemukan aku lagi. Karena aku paling benci yang namanya pengkhianatan," kata Lea menekankan kata pengkhianatan.
"Aku gak akan pernah melakukan itu sama kamu. Dan aku pasti akan membuat kamu jatuh cinta sama aku dan gak akan pernah bisa pergi dari aku," kata Edgar penuh janji.
"Kita lihat aja nanti." Lea pun semakin menantang Edgar untuk membuktikan kata-katanya.
"Ok sayang aku akan buktikan semua ucapan aku." Edgar pun seakan-akan menerima tantangan dari Lea.
Lea sudah berada di mobil Edgar setelah ada sedikit drama ketika Edgar dengan tidak tahu malunya menggendongnya dari kamar perawatannya menuju ke mobil miliknya. Dan Lea hanya bisa menyembunyikan wajahnya ke d**a bidang Edgar karena malu dilihat oleh banyak orang.
"Muka kamu kenapa sih jutek gitu?" Sindir Edgar.
"Aku sebal sama kamu. Kamu tuh kalau aku bilangin gak pernah mau ngerti. Tadi kenapa pakai acara gendong aku segala. Aku kan udah bilang kalau aku bisa jalan sendiri. Aku kan malu di lihatin orang-orang," kata Lea sebal.
"Come on sayang. Cuma gara-gara itu kamu sampai ngambek gini. Aku gendong kamu cuma gak ingin kamu kecapekan apalagi kamu baru aja sembuh dari sakit. Jadi wajar kan kalau aku mau jaga kamu. Dan soal orang-orang lihat kita tadi gak usah dipikirin," kata Edgar santai.
"Gak tahu lah. Terserah kamu aja. Aku susah kalau ngomong sama kamu." Lea pun memilih cuek saja daripada terlalu debat dengan Edgar.
Edgar pun hanya bisa tersenyum ia selalu suka dengan ekspresi yang ditunjukkan oleh Lea. Gadisnya ini benar-benar bisa membuatnya jatuh cinta setiap harinya. Dan mobil Edgar pun sudah melaju di di jalanan ibukota yang tidak terlalu ramai karena memang hari masih sore dan belum banyak orang yang pulang kantor.
"Udah kamu pulang aja. Aku bisa sendiri. Lagian kamu seharian ini udah gak berangkat ke kantor kan? Pasti di kantor banyak pekerjaan yang harus kamu selesaikan apalagi aku juga belum balik ke kantor dan banyak pekerjaan yang belum aku selesaikan juga. Mending kamu sekarang pulang aja," pinta Lea pada Edgar.
"Udah gak usah dipikirin kalau soal kerjaan. Udah banyak orang-orang di kantor yang mengerjakan pekerjaan kita. Buat apa aku bayar mereka mahal-mahal kalau gak bisa menyelesaikan pekerjaan yang aku berikan. Jadi kamu gak usah mikirin soal kerjaan lagi dan fokus sama recovery kesehatan kamu dulu," kata Edgar yang tampak nyaman duduk di sofa di apartemen Lea.
"Hahhh..."
Edgar hanya bisa menghela nafas ketika lagi-lagi Edgar tidak bisa terbantahkan. Lebih baik ia memilih untuk membuat minuman untuk dirinya dan juga Edgar.
Walaupun mata Edgar sedang menatap televisi tapi pandanganya tak bisa lepas dari pandangan Lea yang sedang membuatkan minuman untuk mereka berdua.
"Ini kopinya diminum. Semoga aja kamu suka sama kopi yang aku buatkan," kata Lea meletakkan secangkir kopi untuk Edgar.
Edgar pun mencoba meminum kopi buatan Lea. Dan ia langsung jatuh cinta dengan kopi buatan Lea. Ini kopi terenak yang pernah Edgar rasakan.
"Sayang aku suka sama kopi buatan kamu. Ini kopi terenak yang pernah aku rasakan. Aku mau setiap hari kamu buatkan kopi buat aku. Dengan suara yang merajuk Edgar meminta pada Lea.
Lea pun hanya bisa mengangguk ketika laki-laki brondong di depannya ini meminta dibuatkan kopi setiap hari. Setidaknya ini sebagai ucapan terima kasih Lea karena sudah merawatnya selama dirinya sakit.
"Ed kamu gak pulang? Ini udah malam loh," kata Lea yang baru saja selesai mandi.
"Nanti aja sayang. Aku masih mau disini. Gimana kalau kita makan malam aja? Kamu mau makan di luar apa mau delivery aja?" tanya Edgar memandang Lea takjub.
"Hmmm.... Aku malas kalau keluar lagi. Delivery order aja deh," jawab Lea aneh sekarang sudah duduk di samping Edgar.
"Kamu mau makan apa biar aku pesankan?" tanya Edgar yang nyaman berada di samping Lea.
"Hmmm..Pizza aja deh yang gampang," jawab Lea santai.
"Ok sayang," jawab Edgar dengan wajah senangnya.
Edgar pun segera memesan pizza untuk makan malam berdua dengan Lea. Dan setelah memesan pizza yang Edgar berinisiatif untuk mengobrol dengan Lea. Bagaimana pun ia harus bisa membuat Lea jatuh cinta padanya dan membuat Lea menjadi miliknya.
"Ahhhh kentangnya," kata Lea yang menghabiskan pizza pesanannya ditambah lagi dengan sepiring salad berhasil di habiskan oleh Lea.
Edgar selalu suka melihat Lea makan dengan lahap seperti barusan. Lea benar-benar berbeda seperti wanita kebanyakan yang selalu memilah-milah makanan yang akan di makannya. Sedangkan wanita di hadapannya ini tampak santai memakan makanan yang ia mau. Dan begitu menikmati makanannya.
"Udah sana pulang. Ini udah jam 9. Nanti kamu kemalaman di jalan," kata Lea meminta Edgar pulang.
"Sayang gimana kalau aku nginep disini aja? Aku masih kangen sama kamu. Lagian besok kan hari Sabtu jadi aku mau lebih lama sama kamu," kata Edgar yang mulai merajuk.
"No. Kita belum menikah Ed jadi aku gak mau tinggal dengan laki-laki lain yang bukan suami aku. Apa kata orang di luar sana ketika tahu aku tinggal sama laki-laki yang tidak memiliki hubungan apa-apa," jawab Lea dengan menolak.
"Kalau gitu kita nikah aja. Gampang kan. Jadi kita bisa tinggal bersama. Benar gak?" tanya Edgar polos.
Ini salah satu alasan Lea tak ingin menjalin hubungan dengan laki-laki yang lebih muda darinya karena jalan pikirannya terkadang masih kekanak-kanakan.
"Nikah gak semudah itu Ed. Kalau aku nikah nanti aku harus tahu sifat dan karakter suami aku. Dan aku gak mau gagal dalam menjalin hubungan pernikahan. Aku hanya mau menikah sekali seumur hidup aku," kata Lea menekankan.
"Aku tahu. Tapi aku yakin kalau kamu adalah sosok yang cocok untuk jadi istri dan ibu dari anak-anakku nanti. Jadi aku akan pastikan itu terjadi," kata Edgar penuh janji.
"Ya...Ya...Ya.. udah sana pulang. Aku mau tidur sekarang aku udah nggak banget,"kata Lea mencoba mengusir Edgar.
"Ok aku pulang." Edgar pun bangkit dari sofa di apartemen Lea.
Edgar pun berjalan menuju Lea dan seperti biasa mengceup bibir Lea.
"Good night sayang. Love you," kata Edgar yang sudah berjalan keluar dari apartemen Lea.
Jantung Lea berdetak cepat ketika lagi-lagi Edgar mencium bibirnya dan menyatakan rasa cintanya. Apakah ia mulai jatuh cinta sama laki-laki brondong itu? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.
Happy reading...