Childish boss 16

1115 Kata
Hari pun mulai berganti ini sudah hari kelima Lea dirawat di rumah sakit. Menurut keterangan dari dokter keadaan Lea sudah jauh membaik dan stabil. Dokter akan memeriksa keadaan Lea besok apakah sudah baik semua ataupun belum. Jika semuanya sudah membaik maka besok dokter akan mengizinkan Lea untuk pulang. Dengan posisinya yang sedang duduk saat ini, Lea memeriksa beberapa email yang masuk di laptopnya. Karena ia mendapat beberapa email dari Tania asistennya untuk memeriksa beberapa laporan yang belum sempat ia selesaikan. Karena ada beberapa laporan yang harus Lea selesaikan. Walaupun sedang dalam keadaan sakit seperti ini Lea tetap berusaha bersikap profesional. Sebelum ia jatuh sakit seperti ini ada beberapa pekerjaan yang belum ia selesaikan padahal deadline sudah semakin dekat. Jadi ia menelpon Tania untuk mengirim beberapa laporan untuk ia periksa hari ini. Lea pun fokus dengan pekerjaanya sampai-sampai ia tak tahu jika ada seorang laki-laki yang mengawasinya dengan raut wajah marah. "Sudah aku bilang kamu tuh istirahat aja. Gak usah mikirin kerjaan. Kamu mau jatuh sakit lagi?" kata laki-laki yang setiap malam selalu menemani Lea di rumah sakit. "Edgar. Kenapa kamu tutup laptop aku. Aku harus selesai laporan itu sekarang," teriak Lea sebal. "Aku mau kamu istirahat. Kalau kamu gak istirahat kapan bisa sembuhnya. Kamu mau terus dirawat disini?" tanya Edgar dengan tatapan seriusnya. "Hahhhh...." Lea menghela nafas karena lagi-lagi harus berdebat dengan laki-laki yang selalu membuatnya sakit kepala. "Tapi Ed laporan ini harus segera aku selesaikan. Karena udah mau dedaline. Apalagi laporan ini dibutuhkan sama perusahan buat meeting minggu depan. Jadi aku mohon biar aku selesaikan laporan ini. Dan aku jamin aku udah baik-baik aja," kata Lea mencoba bersikap sabar. "Tapi tetap aja kamu lagi sakit. Aku gak mau kamu pingsan kayak terakhir kali. Aku gak akan membiarkan itu terjadi lagi. Apalagi aku boss kamu dan ini perintah boss kamu untuk istirahat. Jadi kamu harus patuh," perintah Edgar tegas. Lea mau tidak mau menutup laptopnya dan menuruti perintah bossnya yang bawel ini. Ia terlalu malas untuk berdebat dengan Edgar karena kalau sudah berdebat maka tidak akan ada akhirnya. "Ed ngapain kamu setiap malam nginep disini? Aku kan udah bilang aku udah biasa sendiri. Lagian kondisi aku udah jauh lebih baik jadi kamu gak perlu repot-repot datang kesini," kata Lea mencoba mengusir Edgar secara halus. "Aku gak merasa direpotkan. Lagian ini kan udah maunya aku buat jagain kamu. Aku gak mungkin biarin orang yang aku sayang sakit sendirian. Jadi please untuk kali ini kamu boleh kok gak usah ngerasa kuat lagi. Kamu bisa berbagi rasa sakit kamu sama aku," kata Edgar dengan tatapan yang serius. Lea tertegun mendengar kata-kata yang Edgar ucapkan padanya. Ia merasa hanya Edgar orang yang bisa melihat semua rasa rapuh yang ia miliki. Karena ketika di hadapan semua orang Lea selalu bersikap kuat. Ia tak pernah menunjukkan rasa lemahnya pada orang tua. Mungkin rasa ini sudah terbentuk sejak kedua orang tuanya meninggal. Sebagai anak tertua dan disaat yang sama ia juga bertindak sebagai kepala keluarga untuk adiknya satu-satunya sikap kuat itu tiba-tiba langsung muncul. Dan sepertinya rasa itu hingga saat ini masih juga terbawa. Lea tak pernah berbagi rasa sakit dan sedihnya pada orang lain. Ia selalu menyimpannya seorang diri. Paling ketika ia sudah tidak kuat ia akan bercerita dengan para sahabatnya. "Ed kenapa kamu lakuin semua ini sama aku. Dari dulu aku udah nolak kamu berulang kali. Bahkan dulu ketika kamu mengutarakan rasa suka kamu sama aku, aku memilih pergi dari kamu. Tapi kenapa kamu kembali lagi. Padahal aku yakin kamu pasti akan dapat wanita yang jauh lebih baik dari aku. Tapi kenapa kamu memilih untuk kembali dan terus berusaha untuk memperjuangkan aku?" tanya Lea yang tidak paham dengan jalan pikir Edgar. "Because I love you so much. Dari dulu sampai sekarang tidak ada wanita lain yang bisa menggantikan kamu Lea. Dan ketika aku pertama kali bertemu dengan kamu aku udah yakin kalau kamu adalah wanita yang selalu ada di sampingku selama sisa hidupku," kata Edgar berbicara dengan sangat serius. Lea kaget dengan jawaban yang Edgar berikan padanya. Ia tak menyangka laki-laki yang ia tolak dari dulu sampai sekarang masih mencintainya. Padahal Lea sudah mengatakan hal-hal buruk pada Edgar tapi sepertinya Edgar enggan untuk pergi dari hidupnya. "Why me Ed? Kamu tahu sendiri kita begitu banyak memiliki perbedaan dan kenapa kamu tetap memilih aku?" tanya Lea frustasi. "Because I love you. Kalau yang kamu pikir perbedaan yang kamu maksud adalah soal umur aku gak peduli. Umur hanya angka. Dan kita bisa mencintai orang lain tanpa harus tahu berbeda umur. Jadi Lea kasih aku kesempatan buat buktiin sama kamu kalau aku laki-laki yang akan selalu membuat kamu tersenyum, aku laki-laki yang akan berbagi suka dan duka kamu, dan yang pasti aku laki-laki yang akan selalu mencintai kamu dalam keadaan apapun," kata Edgar berbicara dengan tulus. "Hahhhh" Lea hanya menghela nafas sepertinya ia sudah terpikat dengan pesona dan kegigihan laki-laki yang ada didepannya ini. Ia tak habis pikir jika ada laki-laki yang begitu mencintainya begitu dalam. Apakah ia bisa memberikan kesempatan untuk laki-laki ini? "Come here." Kata  Lea meminta Edgar mendekat Edgar pun sudah berada di samping ranjang Lea dan menatap gadis yang entah sejak kapan sudah mengisi seluruh hatinya. "Kalau boleh jujur aku masih bingung dengan semua ini. Aku merasa takut untuk memulai sebuah hubungan lagi Ed. Aku masih trauma dengan hubungan aku sama Barra. Aku dulu pernah begitu mencintai seorang laki-laki tapi apa yang aku dapat hanya pengkhianatan saja. Dan sekarang aku gak tahu harus gimana Ed?" kata Lea frustasi. "Aku akan buktikan sama kamu kalau aku gak akan pernah menyakiti kamu seperti laki-laki b******k itu. Aku akan selalu membuat kamu kebahagian aja. Jadi please Lea kasih aku kesempatan untuk membuktikan semua itu," kata Edgar menatap Lea penuh harap. Lea hanya tertegun mendengar kata-kata Edgar. Apakah ia harus memberi Edgar kesempatan? Karena kalau boleh jujur ia sedikit merasa nyaman berada di samping Edgar. Dan yang pasti lebih aman. "Ok aku akan kasih kamu kesempatan. Dan aku mau lihat apakah hubungan ini akan berhasil. Tapi jika aku merasa hubungan ini tidak berhasil maka aku akan memilih mengakhiri hubungan ini," kata Lea memutuskan. Raut wajah Edgar berubah menjadi bahagia ketika Lea memberikan kesempatan dan pasti Edgar tidak akan mengecewakannya. "Dan aku punya syarat buat kamu," pinta Lea. "Apa syarat yang kamu mau?" tanya Edgar lagi. "Aku cuma mau hubungan kita gak ada yang boleh tahu sampai aku yakin sama kamu. Jadi ketika di kantor kita tetap harus profesional. Gimana?" tanya Lea mengatakan persyaratannya. Sebenarnya Edgar gak suka dengan persyaratan yang Lea ajukan. Karena ia ingin semua orang tahu jika wanita yang ada di hadapannya  adalah miliknya "Ok aku setuju," jawab Edgar. "Dan satu lagi jangan suka bawel dan cerwet kalau aku lagi kerja," kata Lea mengingatkan. "I know baby. I love you so much. And i Will make you happy everyday," kata Edgar menarik tubuh Lea dalam pelukannya. Lea pun menerima pelukan dari laki-laki yang sekarang sudah menjadi kekasihnya ini. Dan berharap kedepannya akan baik-baik saja. Happy reading....
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN