Childish boss 15

1253 Kata
"Lea," teriak Edgar ketika melihat Lea pingsan di depan matanya. Dengan cepat Edgar langsung menghampiri Lea dan menarik tubuh Lea ke dalam dekapannya. "Lea," panggil Edgar mencoba membangunkan Lea. Wajah Lea terlihat sangat pucat dan itu membuat Edgar semakin panik. Edgar takut terjadi sesuatu yang buruk pada Lea. Dan ia tak ingin itu terjadi pada Lea. "Dara," teriak Edgar memanggil sekretarisnya. Sementara itu Dara yang berada di luar langsung berjalan menuju ruangan sang bos ketika mendengar sang bos berteriak memanggil namanya. "Ya Pak ada apa? Ya ampun Bu Lea," kata Dara kaget ketika melihat Lea pingsan. "Dara telepon supir saya untuk menyiapkan mobil di lobby. Saya akan membawa Lea ke rumah sakit sekarang," perintah Edgar dengan wajah yang penuh kekhawatiran. "Baik pak." Dara pun segera kembali ke mejanya untuk memanggil supirnya. Tak lupa Dara juga meminta supir bos barunya ini untuk membawa mobil di depan lobby kantornya. "Kamu tenang aja kita akan ke rumah sakit sekarang. Jadi jangan buat aku takut Lea," kata Edgar yang terlihat panik. Dengan cepat Edgar sudah menggendong tubuh pingsan Lea. Tak lupa Edgar memakaikan jas miliknya agar menutup tubuh Lea yang terlihat sangat menggiurkan walaupun sedang pingsan. Secepat mungkin Edgar harus segera membawa Lea ke rumah sakit karena ia tak ingin sesuatu hal buruk terjadi padanya. Bahkan Edgar tak peduli ketika banyak pasang mata melihat ke arahnya ketika ia menggendong tubuh Lea menuju mobilnya. "Pak Endi cepat ke rumah sakit sekarang," perintah Edgar pada supirnya. "Baik pak." Tanpa banyak bertanya lagi pak Endi langsung melajukan mobilnya menuju rumah sakit terdekat. Mobil yang membawa mereka pun sudah dalam perjalanan menuju rumah sakit. Dan selama perjalanan tubuh Lea semakin panas terus berada dalam dekapan Edgar. Dan wajah Lea pun terlihat semakin pucat. Dan itu membuat Edgar semakin khawatir. @ rumah sakit Sudah 1 jam lamanya Edgar menunggu di depan UGD. Di dalam dokter sedang melakukan tindakan untuk Lea. Jadi untuk saat ini Edgar hanya bisa menunggu. Karena memang dokter melarang Edgar untuk masuk ke dalam. "Keluarga pasien Alea Bagaskara," panggil perawat di rumah sakit itu. "Ya saya suster saya keluarga Alea Bagaskara," jawab Edgar ketika seorang suster memanggilnya. "Dokter ingin menemui anda untuk menjelaskan keadaan pasien," kata perawat itu menjelaskan. Edgar pun mengikuti sang perawat yang akan mengantarkannya bertemu dengan dokter. "Dok ini keluarga pasien," kata sang perawat. "Silahkan duduk Pak," kata sang dokter mempersilahkan Edgar untuk duduk. "Terima kasih dok," jawab Edgar dengan wajah yang khawatir. "Jadi begini setelah kami melakukan pemeriksaan kepada pasien kami menduga pasien mengalami sakit tipus dan asam lambungnya naik sehingga menyebabkan pasien pingsan seperti itu. Hal itu bisa terjadi karena pasien terlalu lelah dan sepertinya pola makannya juga tidak teratur sehingga menyebabkan pencernaannya terganggu. Tapi untuk lebih memastikannya kami harus melakukan tes laboratorium lebih lanjut. Dan untuk sementara pasien harus di rawat inap sambil di lakukan observasi lebih lanjut," kata sang dokter menjelaskan. "Baik dok saya akan ikutin semua saran yang dokter berikan. Intinya saya mau Lea cepat sembuh dan tidak sakit seperti ini lagi. Jika perlu lakukan pengecekan secara menyeluruh agar bisa tahu kondisi Lea lebih detail. Dan soal biaya dokter gak usah khawatir saya yang akan menanggung semuanya," kata Edgar setuju dengan saran dokter. "Kalau begitu silahkan urus administrasinya dan kami akan segera memindahkan pasien ke ruang rawat inap," kata sang dokter menambahkan. "Baik dok. Tolong lakukan yang terbaik buat Lea. Karena saya tidak ingin terjadi hal yang buruk pada Lea," pinta Edgar dengan sungguh-sungguh. "Itu sudah menjadi tugas kami melakukan yang terbaik untuk kesembuhan pasien," kata sang dokter bijak. Setelah mendapat penjelasan dari sang dokter Edgar langsung mengurus semua administrasi untuk Lea bisa di rawat disini. Edgar tak peduli berapa biaya yang ia keluarkan yang penting ia bisa melihat gadisnya kembali sembuh seperti sedia kala. Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam dan sampai detik ini Lea belum juga sadar. Mungkin pengaruh obat yang diberikan oleh dokter membuatnya tertidur. Dan Edgar juga masih setia berada di samping Lea. Ia terus saja menjaga Lea dan tak beranjak sedikit pun dari sisi Lea. "Baby, kenapa bisa kamu kelelahan seperti ini? Kenapa kamu bekerja begitu keras sehingga jatuh sakit seperti ini? Apa gara-gara kamu sakit hati sehingga membuat kamu menyibukkan diri?" tanya Edgar yang masih memandang wajah Lea lekat. Sesekali Edgar membelai wajah Lea yang masih terlihat pucat. Edgar bisa melihat kantong mata di mata indah Lea. Ia tak habis pikir kenapa Lea bekerja begitu keras bahkan tak peduli dengan kesehatan tubuhnya. Edgar pun semalaman terus berada di samping Lea bahkan tanpa sadar ia tertidur dengan terus menggenggam tangan Lea. Lea perlahan membuka matanya dan ia bingung ketika ia tak mengenal tempat dimana ia berada saat ini. Dan ketika ia melihat sekeliling di samping ia melihat Edgar tertidur sambil menggenggam tangannya. Dan itu membuat Lea bingung karena kenapa Edgar ada disini. Sementara itu Edgar yang merasa tidurnya terganggu perlahan membuka matanya dan ketika ia membuka matanya ia melihat gadisnya sudah bangun. "Hai baby. Ada yang sakit? Atau kamu butuh sesuatu?" tanya Edgar khawatir. "Aku dimana?" tanya Lea sambil memegang kepalanya yang masih terasa pusing. "Kamu sekarang di rumah sakit. Tadi kamu pingsan di ruangan aku. Jadi aku bawa kamu ke rumah sakit. Dan kata dokter kamu kemungkinan mengalami typus karena kamu terlalu kelelahan dan salah makan yang menyebabkan pencernaan kamu bermasalah. Tapi kata dokter untuk memastikan lebih lanjut besok akan ada pemeriksaan laboratorium," kata Edgra menjelaskan. "Trus ngapain kamu disini? Kamu bisa pulang. Aku udah gak papa jadi kamu bisa tinggalin aku sendiri," kata Lea mengusir Edgar secara halus. "Gak. Aku gak akan pergi dari sini. Aku akan nemenin kamu sampai sembuh. Please untuk kali ini jangan membantah. Biar aku yang akan merawat kamu," pinta Edgar. "Hahhh" Lea hanya menghela nafas karena ia sedang tak ingin berdebat dengan Edgar karena badannya sedang tidak dalama kondisi yang prima jadi ia tak peduli. "Terserah kamu," jawab Lea tak mau berdebat. Lea pun memilih untuk tidur kembali karena badannya masih terasa lemas. Dan sepertinya kali ini ia harus istirahat total. 2 hari kemudian..... "Le, dimana cowok ganteng itu?" tanya Meyta sang sahabat yang baru saja melahirkan. "Siapa?" tanya Lea bingung. "Ya ampun Le. Ternyata kamu kelamaan sakit otak kamu jadi pikun gini ya?" Sindir Riri. "Sialan kamu Ri. Emang siapa sih? Aku gak ngerti?" kata Lea sewot. "Edgar Lea sayang. Cowok yang ngejar-ngejar kamu dari dulu," kata Hanna menjelaskan. Saat ini ketiga sahabat Lea sedang berada di rumah sakit untuk menjenguk keadaan sahabatnya yang ternyata sakit typus. Dan ketika sampai disini obrolannya mereka malah seputar Edgar bukan malah menanyakan keadaannya. "Di kantor lah. Ngapain dia disini. Lagian kita gak punya hubungan apa-apa kecuali boss dan karyawan aja," kata Lea menjelaskan. "Kenapa kamu gak terima aja cintanya Le? Dari yang aku lihat dia tuh ganteng, tajir, dan yang paling penting aku bisa lihat kalau dia tuh sayang banget sama kamu," kata Meyta mulai menganalisa. "Meymey sayang aku gak akan pernah bisa jadian sama dia. Dia tuh 5 tahun lebih muda dari aku dan dia juga dari keluarga yang jauh beda levelnya sama aku. Jadi aku gak akan pernah bisa," kata Lea membantah "Ayolah Le umur gak jadi soal kali. Beda juga 5 tahun ini. Diluar sana masih banyak pasangan yang beda umurnya jauh. Dan soal kelurganya kalau gak salah mamanya sayang banget sama kamu kan? Trus apa masalahnya. Mending kamu pikirin deh masalah ini. Siapa tahu dia memang jodoh kamu Lea sayang," kata Riri berpendapat. "Ahhh bodo. Aku gak mau mikirin soal itu," kata Lea sewot. Setelah para sahabatnya pulang, Lea kembali memikirkan kata-kata para sahabatnya. Dua hari ini hanya Edgar yang merawat dirinya selama ia sakit. Bahkan dengan begitu perhatian Edgar selalu mencari cara agar membuat Lea nyaman. Tapi ketika ia melihat fakta bahwa Edgar lebih muda dari dirinya membuat Lea harus berpikir keras. Walaupun Lea bisa merasakan ketulusan yang Edgar berikan padannya sangat tulus dan membuat dirinya nyaman. Jadi keputusan apa yang harus aku ambil? Kira-kira keputusan apa yang Lea ambil? See you next chapter Happy reading
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN