Childish boss 14

1203 Kata
Lea masih mencerna semua peristiwa yang baru saja terjadi padanya. Ia kembali bertemu dengan Edgar Khyle yang sekarang telah menjadi boss di perusahan tempatnya bekerja. Dan yang lebih parahnya Edgar lagi-lagi menciumnya. Dan ciuman itu sangat menuntut. Dan bodohnya Lea ia juga membalas ciuman itu. Ciuman Edgar memang selalu membuatnya b*******h sama seperti terakhir mereka lakukan ketika di Bali beberapa waktu yang lalu. Lea segera menggelengkan kepalanya membuang semua pikiran buruk di dalam kepalanya. Ia sudah berjanji pada dirinya untuk tak dekat-dekat dengan seorang laki-laki bernama Edgar Khyle. "Ed stop. Kita gak usah ingat-ingat soal kejadian waktu itu. Anggap aja kita ngelakuin sama orang yang tidak dikenal," kata Lea dengan nafas yang tersengal-sengal. "Never. Aku gak akan pernah lupain peristiwa itu. Bagiku itu malam terindah yang pernah aku alami. Dan aku akan mengulang malam-malam panas kita itu lagi. Karena aku Edgar Khyle akan menjadikan Alea Bagaskara milikku. Kalau perlu aku akan buat kamu hamil agar kamu mau gak mau jadi istri aku," kata Edgar penuh penekanan. Lea tak bisa berpikir lagi laki-laki ini masih sama seperti laki-laki yang dulu selalu ada saat ia berada di masa paling buruk dalam hidupnya. Laki-laki keras kepala seperti dulu. Laki-laki yang dulu sempat membuat hatinya bergetar dengan segala perhatian yang ia berikan. Tapi ia harus membuang semua rasa itu karena ia merasa tak pantas. "Ed please leave me alone. Kita tahu kalau kita gak akan pernah bisa bersama. Banyak perbedaan yang ada diantara kita. Jadi lebih baik kamu cari wanita yang jauh dari segalanya dari aku. Jauh lebih cantik, jauh lebih kaya, dan yang paling penting jauh lebih muda daripada aku," kata Lea kembali berusaha menyakinkan Edgar untuk pergi dari hidupnya. "I dont care with that. I just want you Alea Bagaskara. Bagiku kamu adalah wanita paling sempurna," kata Edgar kembali membujuk Lea. "Sorry Ed untuk saat ini aku gak bisa. Aku butuh waktu buat mencerna semuanya. Dan aku mau selama kita di kantor kita harus bersikap profesional. Aku akan menganggap kamu sebagai boss aku dan aku akan melakukan pekerjaan yang terbaik untuk perusahaan ini. Karena perusahan ini sangat banyak membantu kehidupan aku hingga menjadi seperti ini," kata Alea bersungguh-sungguh. "Ok baby. Aku akan selalu nunggu kamu. Dan aku yakin suatu saat nanti kamu pasti akan nerima aku. Dan aku pastikan kamu akan menjadi nyonya Lea Khyle sebentar lagi," kata Edgar mengelus pipi Lea. Lea hanya bisa tersipu mendapat perlakuan seperti ini. Perlakuan yang dulu selalu Edgar berikan ketika ia masih tinggal di rumah keluarganya. Walaupun Edgar tergolong masih muda saat itu tapi ia sudah terlihat sangat dewasa daripada umurnya. Terkadang orang-orang sering salah sangka dengan umur Edgar yang sebenarnya karena memang perilaku Edgar yang jauh lebih dewasa daripada umur aslinya. "Ini laporan keuangan perusahaan  selama satu tahun terakhir. Kalau ada yang kurang jelas bisa tanyakan kepada saya. Saya akan kembali ke ruangan saya karena masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan." Kata Lea bersifat profesional "Ok baby. Aku periksa dulu laporannya. And You still remember if I always waiting you," kata Edgar menatap Lea penuh cinta. Lea pun tak bisa memberikan jawaban apapun saat ini. Karena ia juga masih bingung dengan perasaannya sendiri. Apalagi ia baru saja mengalami patah hati yang cukup membekas. Jadi untuk memulai hubungan yang baru ia butuh waktu. Lea pun segera kembali ke ruangannya karena memang banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan. Waktu seakan tak terasa bagi Lea kalau ia sudah bekerja. Jam makan siang pun ia habiskan dengan mengerjakan pekerjaan yang memang harus segera ia selesaikan. Ia sudah meminta office boy untuk membelikannya sandwich ,salad, dan coffe latte untuk makan siangnya. "Bu Lea ini pesanan makan siangnya," kata Ari office boy di kantornya. "Taruh di meja aja Ri. Makasih ya," jawab Lea ramah. Lea pun menyandarkan badannya di kursi kerjanya. Ia benar-benar lelah saat ini. Mungkin karena ia kurang tidur jadi membuatnya lelah dan mengantuk. Ia pun memakan sandwich dan saladnya hingga habis. Tak lupa kopi latte yang sudah menjadi minuman favoritnya saat ini. Setelah menghabiskan makan siangnya, Lea kembali melanjutkan pekerjaannya. Baru beberapa menit ia mulai mengerjakan beberapa pekerjaan ia merasa kepalanya sangat sakit dan tiba-tiba ia juga merasa mual. Dengan segera ia berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya. "Hueek..Huekkk" Sedari tadi Lea terus memuntahkan isi perutnya. Bahkan makan siang yang baru saja ia makan semuanya keluar begitu saja. Dan itu membuat badan Lea lemas. Dan ia juga merasa kepalanya sakit seperti banyak jarum yang menghujam kepalanya. Setelah memuntahkan semua isi perutnya, Lea pun berjalan keluar dari kamar mandi dan menuju wastafel. Ketika ia melihat cermin ia terlihat sangat mengenaskan. Dengan wajah yang pucat pasi serta rambut yang sudah berantakan. Untuk menutupi wajahnya yang pucat Lea pun membasuh mukanya dan berharap sedikit menyamarkan wajahnya yang pucat. Setelah dirasa lebih baik, ia pun berjalan menuju ruang kerjanya. Langkah Lea berhenti ketika Tania asistennya memanggilnya. "Bu Lea tadi Pak Edgar mencari ibu. Dan beliau minta ibu untuk ke ruangannya," kata Tania memberitahu Lea. "Ok Tania. Saya akan ke tempat Pak Edgar sekaramg," jawab Lea yang kembali melihat tampilan dirinya di cermin. Lea pun berjalan menuju ruangan Edgar karena boss barunya itu memanggilnya. Mungkin ia ingin menanyakan tentang laporan yang ia berikan tadi pagi. "Dara, Pak Edgar ada? Tadi Tania bilang ke saya jika Pak Edgar mencari saya," tanya Lea pada sekretaris Edgar. "Iya Bu tadi Pak Edgar mencari ibu. Ibu bisa langsung masuk menemui Pak Edgar di dalam. Sepertinya beliau sudah menunggu ibu Lea," jawab Dara ramah. "Ok Dara makasi," jawab Lea dengan senyum cantiknya. "Ibu Lea baik-baik saja? Saya lihat wajah ibu pucat sekali. Apa ibu sakit?" tanya Dara khawatir. "Cuma kurang enak badan aja. Setelah ini saya juga mau izin pulang kok. Makasi Dara udah menanyakan kondisi saya. Kalau gitu saya masuk dulu," jawab Lea dengan ramahnya. Lea pun segera berjalan menuju ruang kerja Edgar yang sekarang menjadi bosnya. "Tokkk.....Tok...." "Masuk," jawab Edgar dari dalam. Lea pun segera masuk ke dalam setelah sang boss memperbolehkan untuk masuk "Maaf pak menggangu. Apa bapak mencari saya?" tanya Lea dengan bersikap sopan. Edgar yang sedang fokus dengan pekerjaannya langsung mendongakkan kepalanya ketika tahu suara siapa yang memanggilnya. Dan ketika melihat ke arah gadisnya ia begitu kaget karena melihat wajah Lea begitu pucat. "Lea, kamu sakit? Kenapa wajah kamu pucat sekali?" tanya Edgar khawatir dan sudah berjalan ke arah Lea. "Saya gak pa-pa pak. Cuma kurang enak badan. Sebenarnya saya mau izin pulang tapi bapak memanggil saya. Jadi saya kesini dulu sebelum setelah itu pulang," kata Lea menjelaskan. "Kita ke rumah sakit sekarang. Aku akan mengantar kamu ke rumah sakit sekarang," kata Edgar dengan raut khawatir. "Gak usah pak. Saya cuma butuh istirahat setelah itu pasti baik-baik saja," kata Lea menolak tawaran Edgar. "Lea jangan keras kepala. Wajah kamu benar-benar pucat sekali. Pokoknya aku akan nganter kamu ke rumah sakit buat periksa keadaan kamu. Aku gak mau sesuatu yang buruk terjadi," kata Edgar yang tak suka dibantah. "Ed please. Aku lagi gak mau debat sama kamu. Aku cuma butuh tidur aja saat ini. Kamu percaya aja aku gak pa-pa. Ok?" pinta Lea memohon. "Ok. Setelah ini kamu langsung pulang dan biar supir kantor yang antar kamu pulang. Aku gak mau kamu pulang nyetir sendiri. Dan gak ada bantahan," kata Edgar dengan tegas. "Ok. Aku juga gak kuat kalau nyetir sendiri ke apartemen. Makasih buat bantuannya," kata Lea setuju. Lea pun langsung berjalan ke luar ruangan Edgar untuk pulang tapi baru beberapa langkah ia berjalan ia merasakan kepalanya sangat pusing dan berputar-putar. Dan setelah itu hanya kegelapan yang Lea rasakan. "Lea." Teriak Edgar Happy reading...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN