1 hari sebelumnya.....
Di sebuah bandara tampak seorang pria tampan bak para dewa yunani berjalan dengan tenangnya. Ketika ia berjalan banyak pasang mata wanita yang melihat ke arahnya dengan kagum. Tetapi sepertinya sang pria tak begitu memperdulikannya. Ia lebih memilih untuk terus berjalan.
"Selamat datang tuan Edgar," sapa seorang laki-laki.
"Vino apa semua yang saya perintahkan sudah selesai?" tanya Edgar pada Vino.
"Saya sudah melakukan semua pekerjaan yang tuan Edgar minta. Saya juga sudah memastikan besok tuan Edgar bisa langsung datang ke perusahan dan memperkenalkan diri sebagai CEO baru perusahan ini," kata Vino menjelaskan.
Vino adalah orang kepercayaan Edgar yang sengaja ia tugaskan untuk mengurus semua keperluannya di Indonesia. Dan Edgar tak akan salah memilih Dion untuk mengurus semuanya.
"Good job Vino. Kamu memang bisa saya andalkan," kata Edgar memuji Vino.
"Terima kasih Tuan. Ini juga sudah menjadi tugas saya untuk melakukan semua perintah tuan Edgar. Tapi kalau boleh saya bertanya kenapa tuan ingin sekali memiliki perusahan itu. Padahal tuan juga memiliki perusahan sendiri. Apa tuan tidak takut mengalami kerugian karena tuan mengambil begitu banyak dana untuk berinvestasi di perusahan yang baru?" tanya Vino penasaran.
"Saya tak peduli tentang itu yang penting saya bisa berdekatan dengan wanita yang sudah merubah saya menjadi seperti ini. Dan menjadi bosnya menjadi salah satu cara agar ia dekat dengan saya," kata Edgar tersenyum penuh arti.
Vino tak habis pikir dengan tuannya ini. Ia rela menghabiskan banyak uang untuk membeli saham di perusahan dimana wanita yang sudah menjadi obsesinya bekerja. Padahal di Amerika tuannya sudah memiliki perusahan yang tak kalah suksesnya. Tapi ia memilih membeli saham di perusahaan itu. Dan sekarang ia akan menjadi CEO perusahaan dimana wanita yang sudah membuat tuannya jatuh cinta setengah mati itu bekerja di perusahan itu.
"Sekarang tuan mau langsung ke apartemen atau mau makan malam dulu?" tanya Vino yang sudah menjalankan mobilnya.
"Vino apa kamu sudah mendapatkan apartemen yang bersebelahan dengan milik Lea?" tanya Edgar yang tampak sedang melihat beberapa email yang masuk dari HP miliknya.
"Saya sudah membeli apartemen tepat di samping milik nona Lea sesuai dengan permintaan tuan Edgar," jawab Vino dengan patuh.
"Good Vino. Lea tunggu aku sebentar lagi," kata Edgar dengan senyum yang penuh arti.
Edgar pun memilih untuk makan malam di salah satu restoran di dekat apartemennya sebelum ia kembali ke apartemen.
"Ahhhhh akhirnya selesai juga," kata Lea menyandarkan badannya di kursi kerjanya
Jam sudah menunjukkan pukul 07.00 malam ketika Lea baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Pekerjaannya semakin bertambah banyak karena perusahaannya sedang mengalami masa-masa sulit dan bahkan diambang kehancuran tapi untung saja ada orang yang mau berinvestasi ke perusahan dimana ia bekerja. Dan dari gosip yang beredar jika besok investor yang telah menjadi CEO akan datang besok ke perusahan miliknya. Jadi beberapa hari ini Lea harus lembur menyiapkan beberapa laporan yang akan diminta oleh CEO barunya untuk mengecek semua kondisi perusahaan. Dan akhirnya setelah kerja kerasnya selama ini, semua pekerjaannya selesai juga. Jadi sekarang Lea akan pulang ke rumah karena ia sudah lelah dan lapar. Sepertinya malam ini ia memilih untuk makan macdonald saja. Mungkin burger dan cola akan membuat perutnya kenyang dan bisa tidur dengan lelap malam ini.
"Iya Den. Kakak baru aja sampai parkiran apartemen nih. Ia Kakak udah beli makan kok. Kamu gak usah khawatir kakak bisa jaga diri disini. Kamu disana gimana? Baik-baik aja kan? Kalau uang kamu habis langsung bilang ke kakak nanti kakak kirim. Pokoknya kamu harus jaga kesehatan disana," kata Lea mengingatkan sang adik.
"Iya kak. Aku tahu. Pokoknya kakak disana baik-baik aja. Kakak gak usah khawatir sama Dennis disini. Dennis akan belajar yang baik biar bisa jadi dokter. Dan setelah itu gantian Dennis yang akan merawat kakak," jawab Dennis dengan suara yang penuh kesungguhan.
Tak terasa air mata menetes dari mata indahnya. Di dunia ini hanya Dennis yang Lea punya. Jadi sebagai seorang kakak ia akan pastikan Dennis mendapatkan apa yang ia cita-citakan termasuk dengan membiayai kuliahnya di Jerman. Waluapun konsekuensinya ia harus bekerja super keras karena biaya disana juga tak murah. Tapi Lea pastikan Dennis mendapatkan pendidikan yang layak.
"Ya udah kakak tutup teleponnya dulu. Kakak mau masuk apartemen trus mandi," kata Lea menahan suara tangisnya.
"Iya udah Dennis tutup teleponnya. Kakak setelah ini langsung istirahat ya," pinta Dennis penuh perhatian.
Setelah Dennis menutup teleponnya, Lea langsung menangis dengan derasnya. Di dalam mobil miliknya Lea menangis menumpahkan semua rasa sedih, kecewa, dan lelahnya. Tak pernah seorang pun tahu jika Lea yang super kuat bisa serapuh ini. Di usianya yang masih sangat muda ia dituntut untuk jadi dewasa daripada umurnya. Karena setelah kedua orang tuanya meninggal ia benar-benar hanya berdua dengan Dennis. Sudah banyak hal yang Lea korbankan untuk menjadi Lea yang seperti ini. Dan ia kembali teringat tentang Barra. Masih ada rasa sakit hati yang Lea rasakan. Tapi ia tak ingin berlarut-larut dengan keadaan ini. Ia harus kembali menjadi Lea yang kuat. Ini demi Dennis adiknya. Karena Dennis adalah orang yang sangat ia cintai dalam hidupnya saat ini. Dan ia akan terus mendukung setiap keputusan yang sang adik pilih.
Lea pun segera keluar dari mobilnya dan berjalan ke apartemennya. Ia benar-benar butuh mandi dan tidur sekarang. Karena badannya memang remuk redam saat ini.
Tanpa Lea sadari ada sepasang mata yang terus memperhatikan dirinya. Wajahnya terlihat marah dan kesal ketika melihat ada bekas air mata yang tersisa dari mata indah Lea.
"Kamu tunggu aja baby. Setelah ini hanya kebahagian yang akan kamu dapat. Karena aku akan memberikan kebahagian itu." Janji Edgar.
Now....
Lea masih mencerna semuanya. Baru setengah jam yang lalu laki-laki yang seharusnya tidak akan pernah ingin Lea temuin berada di depannya. Dan yang membuat Lea shock karena laki-laki itu adalah CEO di perusahaannya. Dan secarik otomatis laki-laki itu adalah bosnya. Jadi mulai detik ini ia tak akan bisa menghindarinya lagi. Tapi Lea akan bersikap profesional karena ia tahu ia masih membutuhkan pekerjaan ini.
Dering telepon berbunyi dan Lea langsung mengangkatnya.
"Ya Tan ada apa?" jawab Lea langsung.
"Maaf Bu Lea. Ibu disuruh ke tempat Pak Edgar. Beliau ingin bertemu dengan ibu sekarang," jawab Tania asisten Lea.
Lea tampak mengerutkan keningnya karena laki-laki yang ia hindari itu ingin bertemu dengannya.
"Ok Tan saya akan kesana sekarang," jawab Lea.
Lea tidak mau jadi pengecut atau bahkan tidak profesional dalam bekerja. Jadi Lea pun membawa beberapa laporan yang mungkin dibutuhkan oleh CEO barunya itu. Dengan langkah yang anggun Lea berjalan menuju ruangan bossnya.
"Tok... Tokkk"
"Masuk," jawab seseorang dari dalam ruangan.
"Maaf pak. Bapak memanggil saya," kata Lea sopan.
"Iya kamu tunggu saya sebentar. Saya sedang menyelesaikan pekerjaan ini," kata bosnya itu.
Saat ini di ruangannya ada Pak Erwin yang merupakan general manajer di perusahan ini. Dan bosnya ini sedang menanyakan beberapa hal kepada Pak Erwin. Setelah menunggu 10 menit, Pak Erwin pun meninggalkan ruangan bosnya. Dan tinggallah Lea dengan bosnya.
"Ini laporan keuangan perusahaan 1 tahun terakhir pak," kata Lea menyerahkan laporannya.
Dari tadi bosnya terus memandang wajah Lea. Dan itu membuat Lea risih dan tak nyaman ditatap seperti itu.
"Kalau gak ada yang diperlukan lagi saya permisi pak," kata Lea yang bangkit dari kursinya.
Belum sempat ia pergi tangannya sudah dipegang oleh bosnya.
"Alea Bagaskara kenapa kamu menghilang dan menghindar dari aku?" tanya Edgar dengan tatapan tajamnya.
Lea seakan terpaku dengan dengan tatapan tajam dari mata bosnya ini.
"Saya tidak mengerti maksud bapak. Kalau gak ada yang penting saya permisi masuk banyak pekerjaan yang belum saya selesaikan," kata Lea dengan suara yang sedikit bergetar.
Tanpa Lea kira laki-laki yang ada di depannya menarik tubuhnya dan menciumnya dengan sangat menuntut membuat Lea kehabisan nafas.
"Ed lepas," kata Lea memberontak.
"Mulai saat ini aku gak akan pernah lepasin kamu Lea. Karena sampai kapanpun kamu akan menjadi miliki Edgar Khyle," kata Edgar janji.
Wah bang Edgar mulai beraksi mendapatkan cinta Lea nih?
Ikutin perjuangan bang Edgar untuk mendapatkan hati Lea.
See you next chapter
Happy reading