Childish boss 6

1159 Kata
Sudah hampir setengah jam lamanya Lea berada di kamarnya untuk beres-beres barang apa saja yang akan dia bawa untuk menginap di rumah Tante Wina. Ia membawa beberapa dress longgar dan hotpants yang akan ia kenakan besok ketika jalan-jalan. Serta tak lupa sepatu kets agar membuatnya nyaman untuk bepergian. Ia cuma membawa tas make up kecilnya karena ia tak ingin dandan berlebihan. Setelah selesai packingnya barang apa saja yang akan di bawanya ia pun bergegas mandi karena hawa Bali saat itu cukup panas walaupun sudah beranjak malam. Sepetinya ia akan mencuci rambutnya karena ia merasa rambutnya sudah lepek. Hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk Lea mandi dan memakai bajunya. Ia memilih memakai piyama dengan motif kartun Doraemon favoritnya. Ia berpikir tak usah pakai baju yang aneh-aneh cukup pakai piyama dan sesampainya di rumah Tante Wina ia akan langsung tidur. Karena ia benar-benar lelah hari ini. Selain itu ia akan menyimpan energi untuk jalan-jalan besok paginya. Setelah mengecek semua barang yang akan dibawa ia pun segera bergegas menyusul Edgar di cafe hotel. Sudah hampir setengah jam Edgar menunggu Lea untuk mengambil barangnya di cafe ini. Ia sudah menghabiskan ice americanonya tapi sampai sekarang wanita yang sudah membuatnya gila belum juga terlihat. Hingga dari kejauhan ia melihat sosok wanita yang sudah membuatnya tergila-gila. Dengan memakai piyama motif Doraemon serta rambutnya yang basah ia biarkan begitu menambah kesan seksi sekaligus lucu di mata Edgar. Bahkan orang pasti tak percaya jika Lea sudah berusia kepala 3 ketika melihat penampilannya. Karena Lea terlihat masih seperti anak remaja. Rahang Edgar mengeras ketika melihat beberapa pria melirik ke arah Lea dengan pandangan lapar. Ingin rasanya Edgar menghajar mereka agar tak melihat wanitanya seperti itu. Tapi sepertinya Lea tak menghiraukan tatapan para pria disana. Ia berjalan santai menuju ke tempat Edgar berada. "Maaf nunggu lama. Tadi sekalian mandi sama beres-beres," kata Lea yang sudah berdiri di samping Edgar. "Cuma ini aja barang yang kamu bawa?" tanya Edgar yang melihat barang bawaan Lea. "Iya aku cuma bawa ini aja. Aku kan cuma sehari doang nginep di rumah Tante Wina jadi segini udah cukup kok," kata Lea sambil memperlihatkan barang bawaanya. "Kalau gitu kita berangkat sekarang. Atau kamu masih mau pergi kemana dulu," tanya Edgar yang sudah membawa tas milik Lea. "Hmmm nanti bisa mampir ke macdonald dulu gak? Aku lapar jadi pengin beli makan dulu disana," kata Lea santai. "Apa kamu mau mampir ke restoran dulu buat makan? Biar aku antar ke restoran yang bagus," kata Edgar menawarkan. "Gak usah di macdonald aja udah cukup kok. Lebih praktis dan enak lagi," kata Lea santai. "Ya udah kalau gitu kita nanti mampir ke sana dulu " Kata Edgar santai. Mereka pun berjalan menuju mobil Edgar dan bergegas menuju mcd terdekat. Edgar tak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang. Di depannya tampak Lea sedang menikmati makan malamnya dengan lahapnya. Di meja ada burger, ayam, kentang goreng, dan cola. Semua itu adalah makanan pesanan Lea. Sedangkan Edgar hanya memesan ice coffe saja karena ia masih merasa kenyang. Edgar tak habis pikir bagaimana Lea bisa menghabiskan semua makanan itu seorang diri. "Ngapain lihat-lihat gak pernah lihat orang makan apa?" tanya Lea ketus. "Gak gitu cuma kamu yakin bisa habisin semuanya? Biasanya cewek diluar sana pantang makan makanan berat di malam hari. Bahkan mereka diet mati-matian biar tetap bisa kurus," kata Edgar menjelaskan. "Aku beda sama cewek diluar sana. Ngapain harus repot-repot nahan lapar kalau memang lapar. Apalagi ada makanan enak kayak gini masak di anggurin. Kalau masalah bentuk badan bisa sambil olahraga. Jadi tak masalah mau makan jam berapapun dan makan apapun," kata Lea sambil menyantap kentang gorengnya. Edgar tersenyum mendengar penjelasan dari Lea. "Thats my girl." Katanya dalam hati. Edgar tak salah pilih karena perempuan di depannya adalah perempuan yanh luar biasa. Perempuan yang apa adanya dan tak pernah peduli omongan orang kalau dia merasa tidak salah. Jadi Edgar akan berusaha mendapatkan Lea secepatnya dan menjadikannya miliknya. Malam itu menjadi malam yang indah bagi Edgar karena bisa melewatkan waktu bersama dengan Lea. Walaupun Lea masih memandangnya sinis tapi Edgar yakin ia akan bisa meluluhkan hati Lea. @ rumah Tante Wina "Sayang maaf ya kamu pakai kamar tamu yang ini. Soalnya kamar tamu yang besar lagi di renovasi," kata Tante Wina menyesal. "Gak pa-pa kok Tante. Ini udah lebih dari cukup kok. Lagian Lea juga semalam aja kan disini jadi gak pa-pa kok," kata Lea sambil tersenyum. "Ya udah kalau gitu Tante tinggal dulu. Kamu istirahat aja. Kamu pasti capek kan?" tanya Tante Wina. "Iya Tante. Makasih." Lea pun menjawab dengan sopan. Tante Wina pun meninggalkan Lea di kamar. Lea mengambil hpnya dan membuka w******p grup dengan para sahabatnya. Lea: Hai Girl. Kalian tahu gak aku ketemu siapa di Bali? Meyta: Siapa Le? David Bechkam ya? Lea: David Bechkam masih di inggris kali Mey.... Hanna: Barra? Lea jadi teringat Barra ketika Hanna mengetik nama Barra. Gimana kabar tunangannya itu. Memang Lea masih sering chat dengan Barra tapi skala waktunya sudah jarang. Lea: bukanlah... Barra gak tahu kemana? Kelaut kali? Meyta: kamu sinis amat Le? Gitu juga kan tunangan kamu. Udah siapa sih orang yang ketemu sama kamu. Jangan buat kita sampai mati berdiri gara-gara penasaran. Lea: itu mulut di jaga kali Mey. Ingat lagi hamil kamu. ok ok gue kasih tahu kalian semua. Di bali gue ketemu Edgar Meyta: hahhhhh.... Hanna: apa???? Riri: sorry girl aku baru on. Le, kamu ketemu sama Edgar? Hanna: Le, ini Edgar yang dulu pernah nembak kamu dan kamu tolak kan? Meyta: cowok gendut, kacamata dan kalau gak salah umurnya 5 tahun dibawah kamu kan? Lea: iya Edgar yang itu.... Riri: loh kamu kok bisa ketemu sama dia? Bukannya setelah kamu tolak cintanya dia sekolah keluar negeri? Lea: iyalah dia ada disini soalnya kakaknya kan nikah jadi dia disini. Meyta: jadi kamu tuh ke bali datang ke nikahan kakaknya Lea: iya Riri: gimana tampangnya sekarang? Masih sama kayak dulu? Trus dia masih suka sama loe ga? Lea: dia udah berubah. Beda banget sama yang dulu. Udah gak gendut dan gak pakai kacamata. Trus sekarang dia juga udah jadi orang sukses. Meyta: le, kirimin fotonya gue jadi penasaran. Hanna: iya Le kirimin... Riri: Le kirim fotonya penasaran.... Lea: ihhh... kalian apaan sih. Udah ah gue mau tidur... bye Lea pun menghentikan chating dengan para sahabatnya. Walaupun ia masih mendengar suara hpny yang terus saja berbunyi. Dan Lea yakin itu pasti chat dari para sahabatnya yang kepo. Lea kembali mengingat pertemuannya kembali dengan Edgar. Sekarang Edgar jadi sosok yang jauh berbeda. Ia menjadi sosok laki-laki yang pasti cocok di jadikan suami. Karena dari fisik Edgar bak artis hollywood yang tampan. Apalagi dengan bentuk tubuh yang proporsional. Di tambah lagi ia sudah memiliki usaha sendiri. Jadi wanita mana yang akan menolaknya. Dan mana mungkin Edgar masih menaruh hati padanya. Mengingat mereka memiliki banyak perbedaan. Dan perbedaan yang paling mendasar adalah perbedaan umur. Dan itu yang masih membuat Lea merasa tidak cocok dengan Edgar. Lea pun membuang semua pikiran yang mengganggunya. Ia pun mulai memejamkan mata dan tak berapa lama sudah terbuai di dalam alam mimpi. Sementara itu ada seorang laki-laki tampak masuk ke kamar Lea. Ia tampak memperhatikan Lea yang sudah tertidur pulas. Dengan spontan laki-laki itu mengecup bibir Lea tanda sayang. "Good night princess," kata Edgar yang memperhatikan Lea yang tertidur. Hmmm Edgar udah coba-coba nyuri ciuman dari Lea. Kira-kira gimana reaksi Lea ya? See you next chapter.... Happy reading....
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN