Rasa dan Reaksi

1378 Kata
Bukan berarti kita sombong saat menolak cinta seseorang, tapi terkadang lebih baik berteman daripada berpacaran. *** “G-g-gue.... “Nggak bisa sama lo,” ucapku yang membuat semua orang menyoraki kata 'hu' panjang-panjang. Lah, hak gue 'kan mau nolak atau nerima dia? “Kenapa?” tanya Reyhan lirih. Kenapa menurut gue dia kayak drama queen gitu ya? “Lo pikir aja sendiri, kita baru kenal dua hari, jangan gila deh! “Lo pikir kita ini ada di dalam novel gitu, lo sama gue tokoh utamanya. Dan ketika lo bilang cinta, gue pasti nerima dan kita hidup bahagia. So, lo kayak cewek!” ucapku mengaitkan ke novel-novel remaja romance yang sukanya di baca anak sekolah. Dia meringis, mungkin sedikit tertohok sama kata-kata gue kali ya? “Yasudah, silakan tundukkan kepala kalian dan berdoa menurut kepercayaan masing-masing, berdoa mulai!” Aba-aba darinya yang sepertinya menerima penolakanku dengan mudah. Apa yang tadi dia hanya bercanda ya? Aku menggeleng sebelum menunduk dan berdoa dengan kepercayaanku. *** Sebenarnya hidup anak SMA ngapain saja sih setelah MOS? Aku jadi mikir, kalau pulang sekolah aku kemana saja? Ngapain saja dan sama siapa saja? Mendengus sebelum akhirnya memilih tiduran di kamar, sampai pintu kamarku menjeblak terbuka dan k*****t, Alfi, sama Kak Al muncul dari sana. “Dek, lo nolak Reyhan?” tanya Alfi langsung. “Lo nolak Ketua OSIS kita itu?” tanya Kak Al nggak percaya. “Lah kenapa emangnya? Hak Cia juga mau nerima atau nolak dia 'kan?” tanyaku bingung, dan saat aku melihat k*****t yang senyum-senyum gaje(nggak jelas), aku langsung menatapnya sengit. Dasar mulut kayak kaleng rombeng, panci bocor. “Padahal Reyhan baik banget loh Ci!” seru Alfi lebay, kayaknya nggak ikhlas amat gue nolak itu anak. “Baik apanya kalau ngerokok, berandalan, petakilan, rambut aja warnanya saingan sama macan. Kenal juga baru dua hari,” jelasku. Kak Al mengangguk mengiyakan. “Don't judge people by cover! Lo kalau kenal asliannya Reyhan kayak apa, lo pasti nyesel!” Kini k*****t dengan petuahnya keluar. Petuah k*****t! “Bagaimana gue kenal dia aslinya gimana? Kenal aja baru dua hari!” bentakku ke arahnya. Alfi dan Kak Al langsung ngakak dan hal itu cukup membuatku malu, ya emang sisi positifnya Reyhan itu banyak, ganteng misalnya. Tapi masih gantengan Shawn Mendes lah! “Kayaknya dia patah hati banget nih, jarang ada yang nolak dia!” ucapan Kak Al sanggup membuat Azka dan Alfi ngakak hebat. “Njir, patah hatinya sama adek k*****t gue pula!” Lalu Azka ketawa lagi. “Dia harus berjuang kalau mau Cia nerima dia dengan kekurangannya!” Alfi ngakak lagi. Lama-lama jengah juga liat mereka ketawa begini. Dengan bibir mengerucut aku menatap mereka sebal. “Keluar aja kalau cuma mau ngakak, balik ke sini kalau mau nemenin adeknya ngejones aja!” “NAH NGAKU LO JONES, NGAPA NGGAK DI TERIMA b**o!” “Eh anjir, keluar aja lu pada!” bentak gue balik. Saat mereka sudah keluar, nggak lupa dengan suara tawa menggelegar dari lantai bawah. Aku dengan kesendirianku, kembali mengangan. Apa salah gue nolak dia ya? *** Terakhir kali di MOS-in adalah hari yang paling mengharukan dalam hidupku. Ini hari terakhir kekompakkan kelompok kita di uji, tapi sepertinya agenda hari ini kosong. Nggak mungkin deh. “Hari ini ada pembagian kelas, tapi sebelum itu kalian akan di ajak berkeliling ke semua ruangan yang ada di sekolah ini. Tentunya dengan kakak OSIS yang siap menjadi guide tour kalian hari ini, semoga hari kalian menyenangkan ya!” Aku tersenyum, ternyata cuma begini agenda hari ini, syukurlah! Paling tidak, nggak ada acara games yang gila kayak kemarin lagi. Saat aku melihat satu sosok OSIS yang berjalan kemari adalah cowok, jantungku terasa berhenti berdetak, tapi suasananya sejuk banget di dalam. Cowok itu penampilannya rapi, wajahnya ramah, penuh senyum, dan ada cekungan di pipi kirinya. Manis. “Nama saya, Rizki Agung Fernandez, silakan panggil saya Rizki!” jeda sejenak sebelum ia melanjutkan, “Saya yang akan jadi guide tour kalian hari ini!” “Cute abis dah itu kakak!” “Dari kemarin kek, betah gue liatin muka dia!” “Iya, rasanya tenang banget sama dia!” “Ganteng ya Put!” ucapku ke Putri yang kini terpaku pada sosok di depan sana. “Eh iya, ganteng banget!” ucap Putri yang sepertinya nggak sadar sama ucapannya. “Riz, lo salah tempat! Kelompok lo sampingnya, ini bagian gue!” Tiba-tiba dari belakang tubuh Rizki munculah si k*****t. Kampret 'kan? Lah jangan bilang, nggak jadi sama Rizki. Aduh, kamu kejam Azkampret! “Eh iya kah, wah maaf salah mampir!” Dengan wajah menunduk malu dia pergi dari hadapan kita, berganti sosok menyebalkan bernama Azka. Sialan kan, gue nggak jadi sama cogan itu. Padahal udah siap kalau disuruh bawa pulang kerumah. Eh. “Sebenarnya yang nemenin kalian hari ini si Reyhan, tapi dia mendadak di panggil Pembina OSIS yang minta laporan PJ(Pertanggung Jawaban)!” “Oh....” “Nama saya Bagus Azkara Dermawan, panggil saja kak Azka. Saya yang menggantikan Reyhan buat acara kalian hari ini!” Ko ada yang nyelekit ya dari ucapan Azka, jangan bilang Reyhan ngehindarin gue lagi? Nggak mungkin ah, dia palingan ngurusin PJ. Hari itu kami berkeliling, Azka menjelaskan ruangan apa dan apa dengan panjang lebar dan serinci-rincinya. Dia nampak seperti sosok bertanggung jawab banget sama amanat yang dia pikul. Padahal ... aku kenal Azka hanya sebagai seorang kakak yang acuh, dengan kata sumpah serapahnya yang banyak banget. Dan entah kapan aku punya anggapan, bahwa Azka suka main-main, walau di balik sifat acuhnya dia punya sisi humoris yang nggak jauh beda dari aku. Dia tipe nggak suka di kasih tanggung jawab, tapi lebih suka komplen tentang apapun yang menurut dia nggak pas. Tapi pas dia di suruh benerin, dia pasti akan nolak. Yang ini udah sering terjadi kalau Kak Al, Alfi, sama k*****t lagi debat soal letak-letak benda di rumah. Acara terakhir setelah kita di bariskan sesuai kelas masing-masing adalah, pengumuman Raja dan Ratu paling best angkatan anak baru tahun 2016. Mereka semua nampak antusias sekali, nggak terkecuali aku. Aku menatap Putri yang menunduk, ternyata kami bakal satu kelas di 10-2. “Put, kira-kira siapa yang kepilih ya?” tanyaku kepada dia. Putri menatapku dan tersenyum, “Lo kali, lo 'kan udah terkenal Ci!” “Jyah, anjir. Terkenal karena nolak Ketos yakan?” Gadis itu terkikik, dan aku hanya bisa menghela napasku. Ada satu sisi di dalam sana yang merasa bersalah ke Reyhan. Tapi nggak, itu juga salah dia sendiri kan? “Nah lo tau!” “Tes... tes.... Kita langsung saja ya! Jadi Raja dan Ratu kita tahun ini adalah...,” ucapan MC itu yang ternyata adalah Reyhan cukup membuat kita semua penasaran. “Angga Pramudya 10-1 dan Clarisa Putri 10-2! Selamat...!” “Lo Put?” tanyaku dan menatap Putri shok. Putri sendiri hanya menggap-menggap. Lah kenapa ini anak? Di pasangin sama Angga 'kan nggak masalah? Angga lumayan lah, not bad banget kataku. Dia juga satu regu sama aku sama Putri kemarin-kemarin. Angga melirik Putri dengan senyum jahil, what the jangan bilang kalau? Mereka berdiri barengan dan maju ke podium bareng-bareng. Nah kan? So sweet banget perasaan. “Dan satu lagi nominasi yaitu ... pasangan tergokil tahun ini jatuh kepada...,” “Ciarra dan ... Reyhan(?)” Awalnya dia mengucapkan namaku dengan nada tinggi, tapi pas dia baca nama dia sendiri intonasinya jadi pelan sambil menyipit memandang kertas di tangannya. “Ko ada nama gue?” tanyanya kaget. Sambil mengerutkan keningnya. “LO SAMA CIARRA KAN GOKIL, YA GAK?” seru lantang dari tim-tim OSIS yang membuat riuh terjadi di sana. “Gue nggak pacaran sama dia, anjir!” balasnya terdengar dari speaker. “Heleh, nggak pacaran. Lah, lo kurang usaha, di tolak sekali malah lembek!” Dan tawa semua orang meledak. Menertawakan ketua OSIS. Berani banget ya? Eh di tolak sekali malah lembek? Jangan bilang dia abis nangis di kamarnya? Ko kalau dibayangin lucu juga ya? Aku langsung naik ke panggung dan berdiri di samping Reyhan sambil memasang senyum manis. Reyhan sendiri? Dia masih mengernyit memandang teman-temannya shok. “Hai Api laknat, apa kabar?” “Hai juga Kecoaku, kabar baik.” Kami berdua saling tatap sebelum akhirnya tawa kami pecah. Di tolak bukan berarti harus ngejauhin dia dan sok-sok'an nggak kenal 'kan? Di tolak sebagai pacar juga, toh kita masih bisa jadi temen. Kayak gini nih!
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN