CIARRA Reyhan memang menyuruhku dan Kak Azka untuk pulang terlebih dahulu, sedangkan dia mau menyusul Shuichi ke kandang lawan seorang diri. Namun aku menolaknya, menggeleng tegas dan langsung memegangi bajunya. Menarik-narik baju sekolahnya layaknya anak kecil yang tengah merengek pada ibunya. “Plis, aku mau ikut!” pintaku memohon padanya yang dibalas dengan helaan napas pelan. Dia menatapku, mengangkat tangannya untukbmenangkup kedua pipiku di kedua tangannya sebelum berkata, ”Kamu lebih baik di rumah aja sama Azka, takut kalau ada apa-apa sama kamu nantinya, Cia!.” “Aku nggak mau, aku ikut kamu! Aku nggak bakalan kenapa-kenapa selama kamu ada di sebelahku.” Reyhan menghela napasnya kasar dan langsung menatap Azka sengit. “Lo bisa pulang, kasih tahu Al sama Alfi, ntar gue sms-in a

