“Jika aku diizinkan memutar waktu kembali, aku ingin merasakan hadirmu kembali dalam hidupku.” --Clarisa Putri A.
***
Aku berharap bahwa pisau ini tidak bisa memutus urat nadiku begitu saja. Tidak di hadapan mereka yang kini melihatku dengan tatapan tidak percaya.
Ya Allah, aku belum siap menemui-Mu dalam keadaan mati digorok pisau begini!
“Jangan mendekat!” Rena kembali berteriak saat Shu hendak melangkah mendekatiku. Hanya satu langkah, karena detik selanjutnya ia terduduk.
Reyhan? Dia diam, tidak bisa berkata-kata lagi. Please Rey, jangan lakuin hal yang bodoh!
Suara bergemuruh dari depan pintu ditambah suara teriakan Bang Alfi cukup untuk membuatku menitikkan air mata saat ini. “Rey, ambulannya udah ... CIA!” Bahkan Rizki tercekat saat melihat posisiku.
“Lo mau ngapain!” teriak
