"Viola, ada apa?” Viola yang terlihat begitu ketakutan segera masuk ke dalam memeluk Vivi. “Vivi tolongin gue, gue mau dinikahin sama Sekertaris Lee,” katanya dengan nafas tersenegal-sengal. “Ada apa? Bukannya semuanya sudah selesai?” Ya, Vivi ingat masalah mereka sudah selesai berkat Destra. “Benar! Tapi bukan warga masalahnya sekarang, umi gue nyuruh Sekertaris Lee cepet-cepet nikahin gue.” “Apa?” Vivi menoleh ke arah belakang. Kokom dan suaminya sedang lari ke arah mereka. “Di mana pria itu? Dia harus menikahi putriku, karena dia, putriku dipermalukan. Di mana dia cepat katakan!” katanya mendesak. Viola yang sudah kepalang pusing hanya diam, bersembunyi di belakang Vivi. “Bu, maaf. Tapi sepertinya ibu salah tempat. Tidak ada Sekertaris Lee di sini,” timpal Vivi dengan sangat l