Hanum menahan geram, baru kali ini ia mengenal laki-laki sejahat Tibra. Laki-laki itu tidak memang tidak punya hati, dulu dirinya juga di campakkan dari perusahaanya begitu saja tanpa memberi alasan yang jelas. Sekarang semua sudah terbongkar keburukkan laki-laki itu. Kemarin Tibra mengenakan topengnya begitu sempurna, dan hampir saja ia terbuai dengan kata-kata manis itu, dan mencium bibir laki-laki itu secara suka rela. Ok, anggap saja ia khilaf, dan sekarang ia termasuk salah wanita bodoh yang jatuh di pelukan Tibra. "b******k, !" Hanum hanya bisa meninju bantal berkali-kali, menahan emosinya mendengar nama Tibra. Sekarang ia akan menjauhi laki-laki itu. Hanum melirik jam menggantung di dinding, menunjukkan pukul 14.00. Jo mengatakan hari ini dia banyak kerjaan di bengkel. Entahlah