Tibra melirik Hanum, wanita ini masih bertahan di sisinya. Ia tahu wanitanya ini sedih atas apa yang ia lakukan. Ia sebenarnya juga tidak menginginkan ini. Tapi ia harus melakukan ini, demi dirinya untuk memiliki Hanum seutuhnya. Ya, dirinya memang egois mementingkan diri sendiri. Keegoisannya membuat wanita di sampingnya ini sedih yang teramat sangat. Jalan satu-satunya yaitu menikahi wanita ini secepatnya, itu saja yang ia inginkan. Setelah ini mungkin, ia akan belajar peduli, menghargai, dan belajar memaafkan. Tibra melirik Hanum, wanitanya ini duduk di sampingnya, wanita itu menahan isak tangisnya. Tibra memandang Dian, seketarisnya itulah yang mempersiapkan ini semua. Semua di kerjakannya dalam waktu relatif singkat, ia mempercayai Dian untuk mengatur semua. Pernikahan ini sangat sed