Part 40 "Kak, dari mana?" tanyaku pada Kak Dewa yang berdiri di ambang pintu dengan kedua tangan di belakang tubuhnya. Senyumnya terkembang lebar, tapi wajahnya terlihat cemas. Semalam, kami baru tiba di Jakarta. Dalam perjalanan, Kak Dewa terlihat resah. Ada apa sebenarnya? Meskipun aku merasa ada yang tak beres dengannya sejak ia pulang dari menemui kliennya, namun aku mencoba tak berburuk sangka. Aku akan mempercayainya mulai saat ini, seperti menggantungkan harapan padanya agar pernikahan ini berjalan harmonis. Karena jika ia benar-benar berubah, aku akan mengabdi padanya sampai akhir. Pernikahan itu hanya sekali, dan untuk seumur hidup. Itu prinsipku. "Baby, ini bunga untuk kamu, Sayang." Kak Dewa menyodorkan bunga yang tadi ia sembunyikan ke belakang tubuh. Aku menerimanya dengan
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari