Pintu apartemen tiba-tiba terbuka dengan suara klik yang keras. Faiza terperanjat bangun, sedangkan kepala Reinaldi yang masih berada di pangkuannya ikut terangkat karena refleks. Seseorang berdiri di ambang pintu dengan wajah kaget sekaligus kesal. “Reinal…” suara itu melengking. Angel. Dengan dress mini ketat, tas branded menggantung di lengannya, matanya langsung menyipit melihat posisi Reinaldi dan Faiza yang begitu dekat. Faiza sontak berdiri, wajahnya memerah, buru-buru merapikan hijabnya. “Aku… aku ke dapur dulu.” Suaranya bergetar, ia langsung melangkah cepat meninggalkan ruang tamu. Reinaldi berdiri tegak, wajahnya kaku. “Kenapa kamu masuk tanpa izin, Angel?” nada suaranya lebih dingin dari biasanya. Angel melangkah mendekat, sepatu hak tingginya beradu dengan lantai marmer.